Halaman

Kamis, 31 Oktober 2013

PENGENALAN EKOSISTEM KOLAM

LAPORAN  RESMI
PRAKTIKUM DASAR-DASAR EKOLOGI
ACARA V
PENGENALAN EKOSISTEM KOLAM










Disusun oleh:
Nama                : Miftachurohman
NIM                 : 12/334974/PN?12969
Gol/Kel            : A1 / V
Asisten             :
1.      Aida Kusumastuti
2.      Cerah Bintara Nurman
3.      Wildan Karim



LABORATORIUM EKOLOGI TANAMAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013


  I.            TUJUAN
1   .      Mempelajari bentuk ekosistem kolam.
2   .      Mengetahui struktur dan komponen pembentuk ekosistem kolam.

II.            TINJAUAN PUSTAKA
Ekosistem merupakan tingkat organisme yang lebih tinggi daripada komunitas atau merupakan kesatuan dari komunitas dengan lingkungannya dimana terjadi hubungan antar komponen di dalamnya. Di dalam ekosistem setiap spesies mempunyai suatu niche atau relung ekologi yang khas. Setiap spesies juga hidup di tempat dengan faktor-faktor lingkungan yang khas yaitu di suatu habitat tertentu. Sehingga ekosistem seperti halnya dengan komunitas, tidak mempunyai batas-batas ruang dan waktu (Odum, 1971).

Ekosistem terbentuk dr komponen biotik dan komponen abiotik. Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup. Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam ruang dan waktunya. Komponen abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang memengaruhi distribusi organisme, yaitu suhu, air, garam, cahaya matahari, tanah dan batu, serta iklim. Biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang hidup (organisme). Komponen biotik adalah suatu komponen yang menyusun suatu ekosistem selain komponen abiotic(Anonim, 2013).

Di dalam ekosistem air tawar, bila dilihat secara keseluruhan terdapat 3 komponen penting yakni produsen, konsumen, dan pengurai. Produsen utama pada kolam adalah ganggang sedangkan spermathophyta akuatik berada pada posisi produsen ke 2. Untuk konsumen, ada 4 kelompok yang menyusun sebagian besar bioma dari kebanyakan ekosistem air tawar diantaranya yaitu moluska, serangga air, udang-udangan, dan ikan. Bakteri air dan jamur air tampaknya sama penting dalam penampilannya sebagai pengurai vital bahan organik menjadi bahan anorganik yang dapat digunakan kembali oleh produsen (Odum, 1993).

Berdasarkan intensitas cahaya, ekosistem air tawar dibedakan menjadi 3 daerah, yaitu(Rukayah, 2012):
1   .Daerah litoral: daerah air dangkal, sinar matahari dapat menembus sampai dasar perairan organisme daerah litoral adalah tumbuhan yang berakar, udang, cacing dan fitoplankton.
2  .Daerah limnetik: daerah terbuka yang masih dapat ditembus oleh cahaya matahari. Organisme daerah ini adalah plankton, neston dan nekton.
3  .Daerah profundal: daerah dasar perairan tawar yang dalam sehingga sinar matahari tidak dapat menembusnya. Produsen sudah tidak ditemukan lagi.

Ekosistem kolam ditandai oleh adanya bagian perairan yang tidak dalam sehingga (kedalamannya tidak lebih dari 4-5 meter) yang memungkinkan tumbuh-tumbuhan berakar dapattumbuh di semua bagian perairan. Ciri habitat air tawar(James, 2011):
1.      Variasi temperatur rendah.
2.      Salinitas rendah.
3.      Penetrasi dari cahaya matahari kurang.
4.      Terpengaruh iklim dan cuaca alam sekitar.
5.      Aliran air terjadi setiap waktu terus-menerus pada sungai.
6.      Secara fisikd an biologi merupakan perantara habitat laut dan darat.
7.      Tumbuhan mikroskopis sebagai produsen utama.


 III.            METODE PELAKSANAAN
Praktikum Dasar-Dasar Ekologi yang berjudul Pengenalan Ekosistem Kolam dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 27 Maret 2013 di Kolam Pemancingan Moro Seneng, Jalan Lembah Selokan Mataram, Babarsari, Depok, Sleman, Yogyakarta. Alat-alat yang digunakan adalah kendaraan bermotor untuk transportasi, kamera untuk dokumentasi dan alat tulis. Sedangkan, bahan-bahan yang digunakan yaitu semua spesies penyusun ekosistem kolam dan komponen biotik dan abiotiknya.

            Cara kerja yang dilakukan adalah seluruh tumbuhan yang adal dalam ekosistem diamati, kemudian diidentifikasi masing-masing tumbuhan. Hewan yang ditemukan dalam ekosistem di identifikasi juga. Vegetasi dan hewan di pinggir kolam diamati. Contoh air kolam diambil dan dituangkan kedalam tabung reaksi dan ditutup dengan plastik. Contoh air kolam dibawa ke laboratorium dan diamati dengan menggunakan mikroskop. Macam-macam dan bentuk plankton dicari berdasarkan reverensi yang ada kemudian komponen pembentuk ekosistem dijelaskan. Komponen biotik yang ditemukan digambar kemudian bahgan arus energi dan daur materi dalam ekosistem yang ada di gambar.



  IV.            HASIL PENGAMATAN



 V.            PEMBAHASAN
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari bentuk ekosistem kolam dan mengetahui struktur dan komponen pembentuk ekosistem kolam. Pengamatan dilakukan pada kolam alami yang terletak di kolam pemancingan Moro Seneng, Jalan Selokan Mataram, Babarsari, Depok, Sleman, Yogyakarta. Pengamatan ini dilakukan sore hari jam 17.00. Sampel air kolam yang di ambil di kolam tersebut diamati menggunakan mikroskop milik Permahami pada tanggal  31 Maret 2013 di Sekber Permahami. Kolam yang diamati termasuk dalam kolam alami. Kolam tersebut terletak di pinggir sungai. Kolam yang kita alami bukan termasuk dalam kolam yang digunakan dalam komersialisasi pemancingan, melainkan sebagai tampungan air. Disekitar kolam ditumbuhi oleh bermacam macam vegetasi tanaman. sementara di dalam kolam terdapat organisme perairan.

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem perairan merupakan suatu unit ekologis yang mempunyai komponen biotik dan abiotik yang saling berhubungan di habitat perairan. Kolam merupakan suatu ekosistem akuatik yang terbentuk baik oleh alam maupun campur tangan manusia.

Kolam dapat dikatakan suatu ekosistem karena di dalamnya terdapat komponen biotik maupun komponen abiotik yang saling berinteraksi membentuk daur materi dan aliran energi. Ekosistem kolam merupakan ekosistem yang dinamis. Interaksi yang terjadi dapat berupa proses makan-dimakan, kompetisi, simbiosis, dll. Ekosistem kolam juga rentan terhadap perubahan karena setiap tindakan yang dilakukan terhadap salah satu komponen ekosistem akan berpengaruh pada komponen ekosistem lainnya sehingga dapat mengubah kinerja dalam ekosistem tersebut.

Kolam adalah daerah perairan yang kecil dimana zona litoralnya relatif besar dan daerah limnetik serta profundal kecil atau tidak ada. Stratifikasi tidak terlalu penting. Kolam dapat dijumpai dikebanyakan daerah dengan curah hujan yang cukup. Kolam-kolam terus menerus terbentuk, contohnya, bila aliran air berpindah, meninggalkan bekas aliran terisolasi sebagai perairan yang tergenang. Ekosistem kolam ditandai oleh adanya bagian perairan yang tidak dalam sehingga (kedalamannya tidak lebih dari 4-5 meter) yang memungkinkan tumbuh-tumbuhan berakar dapat tumbuh di semua bagian perairan.

Menurut pengamatan, Ekosistem kolam yang diamati ini terdiri terdiri dari 3 komponen, yaitu komponen biotik, komponen abiotik dan dekomposer. Komponen biotik yang terdapat pada kolam yaitu segala komponen yang hidup yang berada di kolam dan sekitar kolam. Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa komponen biotik yang terdapat pada ekosistem kolam yaitu komponen biotik sebagai produsen atau autotrof diwakili oleh tumbuhan hijau seperti semak, rumput-rumputan, lumut, pohon pisang, talas, pohon putrimalu, plankton. Sedangkan komponen biotiknya yang berupa konsumen atau heterotrof diwakili oleh cacing kecil (konsumen tingkat I), ikan besar (konsumen tingkat II). Untuk komponen abiotik atau heterotrofnya yang ada pada ekosistem kolam tersebut antara lain: batu, lumpur, udara, air, tanah cahaya matahari, suhu, dan lain – lain. Sedangkan untuk dekomposernya diwakili oleh bakteri pembusuk.

Di ekosistem kolam juga berperan komponen abiotik seperti cahaya matahari atau intensitas cahaya, yang di mana berfungsi untuk membantu pertumbuhan hidup tanaman yang ada kolam dan sekitar kolam serta membantu proses fotosintesis, yang dapat mengahsilkan oksigen dan sebagai sumber kehidupan makhluk hidup. Intensistas cahaya sendiri merupakan banyaknya cahaya yang dibutuhkan untuk proses terbentuknya ekosistem. Jika ekosistem kolam tidak terdapat cahaya matahari, maka organisme autotrof yang memanfaatkan cahaya matahari sebagai sumber energi tidak akan hidup.

Cahaya matahari merupakan sumber tenaga bagi organisme di bumi. Tumbuhan hijau akan menyerap energi matahari melalui klorofil pada daun untuk fotosintesis. Energi ini digunakan dalam fotosintesis yang menghasilkan karbohidrat dari bahan CO2 dan air. Karbohidrat merupakan sumber energi bagi organisme lainnya seperti belalang, burung, ulat, dan manusia yang menjadi konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung.

Air merupakan salah satu dari komponen abiotik. Air sangat diperlukan setiap makhluk hidup sebagai salah satu komponen untuk bertahan hidup. Kolam merupakan salah satu ekosistem perairan.  Ekosistem perairan merupakan salah satu tempat hidup dari makhluk hidup seperti plankton, ikan dan makhluk hidup lainnya. Kolam merupakan tempat evaporasi atau penguapan air yang menjadi salah satu bagian dari proses hidrologi.

Suhu lingkungan sangat mempengaruhi kehidupan organisme dalam hal ini rumput, belalang, burung, ular, dan manusia. Suhu optimum merupakan suhu yang paling baik untuk pertumbuhan dan kehidupan suatu organisme, sedangkan suhu minimum merupakan suhu paling rendah bagi organisme untuk tetap hidup.

Saling kebergantungan di antara komponen yang ada dalam ekosistem, baik antara komponen biotik dan abiotik contohnya dapat dilihat pada siklus karbon. Siklus karbon tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak ada tumbuhan, hewan, pengurai, air dan tanah. Semua produsen dapat menghasilkan makanannya sendiri sehingga disebut organisme autotrof. Sebagai produsen, tumbuhan hijau mnghasilkan makanan (karbohidrat) melalui proses fotosintesis. Makanan di manfaatkan oleh tumbuhan itu sendiri maupun makhluk hidup lainnya. Dengan demikian produsen merupakan sumber energi utama bagi organisme lain,yaitu konsumen.

Rantai makanan dalam ekosistem kolam dibagi menjadi tiga tingkat trofik dasar, yaitu tingkat trofik pertama yang menyiapkan makanan sendiri dengan bantuan sinar matahari, diwakili oleh produsen atau autotrofik, misalnya tumbuhan hijau ( enceng gondok, rumput, lumut, ganggang ). Tingkat trofik yang kedua  diwakili oleh ikan – ikan kecil yang memakan tumbuhan hijau semisal lumut. Sedangkan yang terakhir tingkat trofik yang ketiga diwakili oleh ikan besar yang makan ikan kecil maupun rumput – rumputan ( omnivora ).

Di dalam ekosistem kolam juga terjadi daur materi dan daur energi. Energi utama dari ekosistem pekarangan berasal dari sinar matahari yang ditangkap oleh produsen yang diteruskan ke konsumen konsumen berikutnya sampai ke perombak. arus energi tidak sesederhana ini , karena dalam ekosistem kolam tidak hanya rantai makanan saja yang terjadi tetapi juga ada jaring jaring makanan yang akhirnya membuat semakin kompleks daur-daur yang ada dalam ekosistem tersebut. .Berikut skema gambar daur materi dan arus energi:

Bagan 1.1 Perpindahan Energi dan Daur Materi dalam Ekosistem Kolam


VI.            KESIMPULAN
  1.     Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
  2.    Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem darat misalnya ekosistem padang rumput, ekosistem hutan, ekosistem tegalan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air laut. Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Ekosistem air tawar misalnya ekosistem kolam dan ekosistem sungai. Sedangkan ekosistem air laut misalnya ekosistem pesisir,
  3.      Ekosistem kolam ini terdiri terdiri dari 3 komponen, yaitu komponen biotik, komponen abiotik dan decomposer
  4.      Rantai makanan dalam ekosistem kolam dibagi menjadi tiga tingkat trofik dasar, yaitu tingkat trofik pertama diwakili oleh produsen atau autotrofik, misalnya tumbuhan hijau ( enceng gondok, rumput, lumut, ganggang, plankton ). Tingkat trofik yang kedua  diwakili oleh cacing kecil yang memakan tumbuhan hijau semisal lumut. Sedangkan yang terakhir tingkat trofik yang ketiga diwakili oleh ikan besar yang makan ikan kecil maupun rumput – rumputan ( omnivora ).
  5.      Di dalam ekosistem kolam juga terjadi daur materi dan daur energi.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Ekologi. < http://id.wikipedia.org/wiki/ekosistem >. Diakses tanggal          23 Maret          2013.

James, S.D., J.D. Daniel, C.K. Lin. 2011. Effect of Nile Tilapia(Oreochromis         nilaticus) on     the ecosystem of aquaculture ponds. Canadian Journal of         Fisheries and Aquatic             Sciences 48:183-190.

Odum, E.P. 1971. Fundamental of Ecology. Renhart and Whasington, New York.

Odum, E.P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi ketiga. UGM Press, Yogyakarta.

Rukayah, S. 2012. Pegelolaan kualitas air dalam ekosistem kolam (acuan: kultur ikan         nila      oreochromis). Jurnal Fakultas Biologi Unsoed 23;12-18.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar