LAPORAN
RESMI
PRAKTIKUM DASAR-DASAR EKOLOGI
ACARA III
DAMPAK HUJAN ASAM TERHADAP
PERKECAMBAHAN TANAMAN BUDIDAYA
Disusun oleh:
NIM : 12/334974/PN?12969
Gol/Kel : A1 / V
Asisten :
1. Aida Kusumastuti
2. Cerah Bintara Nurman
3. Wildan Karim
LABORATORIUM EKOLOGI TANAMAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
===============================================================
I.
TUJUAN
- Mengetahui pengaruh lingkungan pH rendah terhadap perkecambahan tanaman budidaya.
- Mengetahui perbedaan tanggapan perkecambahan beberapa tanaman budidaya pada kondisi asam.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Hujan asam adalah hujan dengan pH dibawah 5,6.
Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunugn berapi, rawa
dan laut. Tetapi biasanya hujan asam disebabkan oleh aktivitas manusia seperti
kegiatan industri, kendaraan bermotor, pabrik-pabrik dan pembangkit tenaga
listrik. Gas-gas yang dihasilkan dpat terbawa angin dan sebelum berubah menjadi
asam dapat terdeposit dalam tanah(Diana, 2009).
Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfat) yang
merupakan pengotor dalam bahan bajar fosil serta nitrogen diudara bereaksi
dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Pengaruh SO2
dari limbah berat dduga sebagai
pencemaran udara yang banyak mengakibatkan kematian. SO2 dihasilkan
dari pembaran minyak, pabrik kertas dan juga pembakaran yang banyak mengandung
bahan bakar belerang(Orahami, 2006).
Sulfur dioksida dan hujan asam mempengaruhi
fisiologi dan biokimia tanaman. asam sulfat dapat menghilangkan ion magnesium
sehingga mengubah klorofil menjadi phaeofitin. Hubungan ini dapat menyebabkan
pengaruh kematian atau pengaruh yang merusak lainya(Pohan, 2004).
Perendaman benih dalam asam sulfat pekat selama 20
menit berpengaruh pada pelunakan kulit benih bagian luar(testa). Asam sulfat
juga dapat mempengaruhi perkecambahan melalui peningkatan temperatur. Apabila
temperatur pada saat pengenceran asam sulfat tinggi, maka maka akan
meningkatkan imbisi asam sulfat kedalam benih. Perlakuan perendaman dengan asam
sulfat dikombinasikan dengan lama perendaman yang berbeda akan mempengaruhi
banyaknya larutan asam sulfat yang terserap kedalam benih(Suyatmini, 2006).
Pencemaran dapat diartikan sebagai perubahan
fisik, kimia, dan biologi yang tidak dihendai oleh udara, tanah dan air.
Perubahan tersebut dapat menimbulakn bahaya bagi kehidupan manusia atau
spesies-spesies yang berguna, prose-proses industri, tempat tinggal dan
peninggalan kebudayaan serta dapat merusak sumber bahan mentah(Odum, 1971).
Pada sebuah studi iklim global, hujan yang
disebabkan oleh polusi industri justru mencegah pemanasan global. Hal ini
terjadi karena adanya produsen ilmiah gas metan oleh mikroba di lahan basah.
Metan diyakini memiliki andil 22% dalam peningkatan efek rumah kac. Metan
diproduksi di daerah basah oleh mikroba. Sedangkan hujan asam berlebihan
terdapat pada lahan basah hingga 160-175 juta ton per lahan pada 2004(Berts,
2006).
==========================================================
III.
METODE PELAKSANAAN
Praktikum Dasar-Dasar
Ekologi acara III yang berjudul Dampak Hujan Asam Terhadap Perkecambahan
Tanaman Budidaya dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 25 Maret 2013. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium
Ekologi Tanaman, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta. Bahan-bahan yang digunakan adalah benih dari 3
macam tanaman yaitu kacang hijau (Vigna radiata), padi (Oryza sativa), dan jagung (Zea mays), H2SO4, aquades,
dan kertas filter. Sedangkan alat-alat yang digunakan
antara lain petridish, sprayer plastik, gelas ukur, erlenmeyer, pipet dan pH
tester.
Cara kerja yang
dilakuakn pada praktikum ini adalah pertama larutan asam dibuat dengan aquades sebanyak 500 ml yang ditetesi H2SO4
sampai keasaman tertentu. Kemudian larutan H2SO4 dicatat yang digunakan
untuk mempermudah pembuatan larutan selanjutnya. Dengan cara
tersebut dibuat larutan asam dengan keasaman yang berbeda-beda yaitu pH 4, pH
5, pH 6 dan pH 7. Kemudian masing-masing larutan dengan kadar asam yang berbeda tersebut dimasukkan
dalam srayer plastik yang berlainan yang telah ditempeli label. Kemudian petridis sebanyak 36 disiapkan, untuk 4
perlakuan keasaman dan 3 jenis tanaman budidaya. Masing-masing dengan ulangan 3
kali. Biji yang telah
disiapkan diatur dalam cawan petridish yang telah dilapisi kertas filter.
Masing-masing petridish diisi dengan 10 benih tanaman. Benih yang telah diatur
dalam petridish disiram dengan larutan dari sprayer sesuai perlakuan dengan
jumlah semprotan yang sama untuk tiap-tiap petridish. Pengamatan dilakukan selama 7 hari
meliputi biji yang
berkecambah, panjang batang dan panjang akar. Sedangkan pada hari ke-7 diamati
pula kecepatan berkecambah, gaya berkecambah dan rasio akar atau batang.
Kemudian dibuat grafik perkecambahn dalam berbagai perlakuan.
Gaya berkecambah dirumuskan dengan:
=
Selain itu dihitung pula indeks vigor. Indeks Vigor
menunjukkan keserempakkan biji dalam berkecambah. Indeks vigor dirumuskan
dengan :
Rasio panjang akar dihitung dengan membandingkan panjang akar dengan
panjang batang tanaman.
IV.
HASIL PENGAMATAN
V.
PEMBAHASAN
Percobaan
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan pH rendah terhadap
perkecambahan dan tanggapan berbagai tanaman budidaya. Tanaman yang digunakan
dalam perkecambahan ini adalah padi (Oryza sativa), kacang hijau (Vigna radiata) dan jagung (Zea mays). pH yang digunakan dalam praktikum ini adalah pH
4, 5, 6, dan 7. Terjadinya
lingkungan pH rendah pada tanaman budidaya yang dibahas pada percobaan kali ini
terutama yang diakibatkan oleh masuknya unsur SO2 dan NOX
ke dalam tanah karena terjadinya hujan asam, yaitu hujan dengan pH < 5,6.
Biji dalam berkecambah memerlukan kondisi
tertentu yang mendukung proses berkecambahnya biji diantaranya kondisi
lingkungan yang sesuai. Kadar keasaman tanah sangat mempengaruhi mudah tidaknya suatu biji berkecambah. Tanaman satu
dengan yang lain berbeda dalam keperluan pH. Bahkan dalam satu tanaman untuk
proses pertumbuhan (perkecambahan, pertumbuhan panjang akar, pertumbuhan panjang
akar dan lain-lain) memiliki kebutuhan pH yang berbeda.
Pada dasarnya keadaan yang sangat asam
misalnya disebabkan oleh hujan asam dapat mencuci hara dari tanah yang subur
sehingga akan terjadi penurunan produktivitas. Selain itu keadaan sangat asam dapat
melepaskan logam berat yang dapat meracuni tanaman yang semula terikat dalam
garam. Oleh karena itu meski tanaman toleran pada keadaan asam, ketoleranan ini
dalam arti tidak ekstrem asam sekali atau sangat basa sekali, tapi keadaan yang
mendekati ke asam atau mendekati ke basa. Apabila lingkungan amat
sangat asam/basa biji, akar, tunas dapat busuk dan tidak lagi dapat
berkecambah, serta tumbuh, karena pada dasarnya perkecambahan membutuhkan
keadaan yang medium.
Berikut ini merupakan pembahasan grafik mengenai
pengaruh hujan asam terhadap perkecambahan tanaman budidaya. Gaya berkecambah (GB)
menunjukkan prosentas pertumbuhan benih setiap harinya. Berikut ini adalah
gambar grafik perbandingan GB tanaman pada tiap variasi pH. Tanaman yang digunakan dalam perkecambahan
ini adalah padi (Oryza sativa), kacang hijau (Vigna
radiata)
dan jagung (Zea mays). Grafik yang dibahas meliputi gaya berkecambah,
indeks vigor, panjang akar, panjang batang, dan rasio panjang akar/batang.
A.
Gaya Berkecambah Tanaman Padi (Oryza
sativa)
Grafik 1.1 Gaya Berkecambah Tanaman Padi
Gaya berkecambah tanaman padi mencapai puncak pada
hari ke-4 pada setiap pelakuan. Pada hari ke-3 gaya berkecambah tanaman padi
sudah mulai mendekati puncak. Setelah pengamatan hari ke-4, persentase gaya
berkecambah tanaman padi mempunyai rentan yang sedikit. Gaya berkecambah pada
tanaman padi yang disiram dengan pH 6 mempunyai persentase gaya berkecambah
paling rendah. Sementara penyiraman dengan menggunakan pH 7 mempunyai
persentase maksimal, yaitu 100 %. Hal ini tidak sesuai karena seharusnya tanamn
padi dapat tumbuh optimal pada kondisi yang lebih asam sekitar pH 4-6. Pada
tanaman padi, pengaruh pH terhadap gaya berkecambah terjadi pada pengamatan
hari pertama. Pada pengamatan hari selanjutnya, pH tidak mempunyai pengaruh
terhadap gaya berecambah.
B.
Gaya Berkecambah Tanaman Kacang Hijau (Vigna
radiata)
Grafik 1.2 Gaya Berkecambah Kacang Hijau
Pada grafik diatas
dapat diketahui bahwa gaya pada tanaman dengan pH 7 pada pengamatan hari ke-1 sampai
dengan hari ke-2 mempunyai perbedan persentase perkecambahan. Pada pengamatan
hari ke-2, pada perlakuan semua pH mulai terjadi kestabilan presentase. Pada
pengamatan hari ke-3 sampai dengan hari ke-7, semua perlakuan pH mempunyai
persentase gaya berkecambah yang sama. Menurut teori, pH yang rendah akan menjadikan kulit
benih menjadi lunak sehingga mempercepat terjadinya perkecambahan. Hal ini
jelas sudah membuktikan bahwa grafik di atas sudah sesuai teori bahwa pada awal
pengamatan gaya
berkecambah yang mengalami persentase gaya
berkecambha paling besar adalah pada perlakuan asam, yaitu pH 4, pH 5, dan pH 6.
C.
Gaya Berkecambah Tanaman Jagung (Zea
mays)
Grafik 1.3 Gaya Berkecambah Tanaman Jagung
Pada awal pengamatan, pH 4 dan 5 mempunyai
persentase gaya berkecambah yang sama, begitu juga dengan pH 6 dan 7. Namun ph
4 dan 5 mempunyai persentase gaya berkecambah yang lebih besar. Semua biji
jagung berkecambah pada pengamatan hari ke-2. Pada pengamatan hari ke-3,
persentase gaya berkecambah pada setiap perlakuan mempunyai rentan yang sangat
kecil. Pada perlakuan pH 6 menunjukkan tanaman jagung memiliki presentase gaya
berkecambah paling rendah. Dari grafik
diatas dapat diketahui bahwa untuk perkecambahan tanaman jagung, pH
optimal untuk berkecambah adalah pada keadaan asam.
Indeks vigor (IV) menunjukkan keserempakkan biji dalam
berkecambah. Selanjutnya, berikut ini adalah gambar grafik perbandingan IV
tanaman pada tiap variasi pH.
A.
Indeks Vigor Tanaman Padi (Oryza
sativa)
Grafik 1.4 Indeks Vigor Tanaman Padi
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahi bahwa
Indeks Vigor tanaman padi tertinggi berada pada pengamatan hari ke-2 pada pH 7.
Setelah itu, Indeks Vigor mengalami penurunan hingga pada akhirnya memunyai
nilai 0 (tidak ada lagi benih yang berkecambah). Pada hari pertama pengamatan, pH 4 dan 5
memiliki indeks vigor yang tinggi. Pada hari ke tiga, indeks vigor dari
masing-masing perlakuan pH mengalami tingkat indeks vigor yang hampir sama. Hal
ini sesuai dengan teori bahwa pada lingkungan asam, biji akan cepat mengalami
perkecambahan karena pelunakan kulit biji yang terjadi lebih cepat pada saat
kondisi asam.
B.
Indeks Vigor Tanaman Kacang Hijau (Vigna
radiata)
Grafik 1.5 Indeks Vigor Tanaman Kacang Hijau
Pada grafik diatas dapat diketahui bahwa indeks
vigor tanaman kacang hijau pada pH 4 dan 5 memiliki nilai yang lebih besar
daripada indeks vigor tanaman kacang hijau dengan pH 6 dan 7. Indeks vigor tertinggi berada pada hari kedua
dengan pH 6. Biji kacang hijau jika berada pada suasana asam maka akan cepat
berkecambah karena kulit kacang hijau akan menjadi lebih lunak pada suasana
asam. Pengamatan ini sesuai dengan teori yang ada. Perkecambahan pada pH 4 dan
5 menunjukkan kecepatan berkecambah yang laing besar. Pada pengamatan hari ke
2, nilai insekd vigor dari masing-masing tanaman kacang hojau mulai mengalami
penurunan dan pada pengamatan hari ke 3 mengalami masa transisi. Pada
pengamatan hari ke-4 dampai dengan hari ke 7, nilai indeks vigor mengalami
penurunan yaitu sebesar 0.
C.
Indeks Vigor Tanaman Jagung(Zea
mays)
Grafik 1.6 Indeks Vigor Tanaman Jagung
Pada indeks vigor tanaman jagung dapat diketahui
bahwa indeks vigorb tertinggi terjadi pada perlakuan pH 4 dan 5. Pada
pengamatan hari ke-1, indeks vigor tanaman jagung pada ph 4 dan 5 menunjukkan
angka 3,3. Sementara itu, pada perlkauan pH 6 dan 7, indeks vigor tertinggi
terjadi pada hari ke 3 dan 2. Grafik diatas menunjukkan bahwa tanaman jagung
mempunyai kecepatan berkecambah
terbanyak pada pH 4 dan 5. Pada kondisi mendekati netral, tanaman jagung mendapat unsur yang
diperlukan dalam proses perkecambahan. Pada pengamatan hari ke-4, indeks vigor tanaman mulai
mendekati angka 0 dan pada pengamatan hari ke-5 indeks vigor tanaman jagung
yaitu sebesar 0.
Dalam praktikum ini dilakukan pengukuran panjang akar tanaman padi,
kacang tanah, dan jagung pada berbagai perlakuan untuk dibandingkan satu sama
lain.Kemudian, berikut ini adalah gambar grafik perbandingan Panjang Akar
tanaman pada tiap variasi pH.
A.
Panjang Akar Tanaman Padi (Oryza
sativa)
Grafik 1.7 Panjang Akar Padi
Panjang akar tanaman padi pada grafik diatas
diketahui bahwa akar paling panjang dimiliki oleh penyemprotan pada pH 6.
Perbedaan pertambahan panjang akar ini mulai dapat terlihat pada pengamatan
hari ke-4. Sementara itu, penyemprotan dengan pH 4 menghasilkan panjang akar
terpendek. Dari grafik diatas maka dapat daoat diketahui bahwa akar tanaman
padi akan tumbuh optimal pada pH 6. Panjang akar akan
sangat mempengaruhi pertumbuhan padi selanjutnya, karena fungsi akar sebagai
penyerap air dan unsur hara.
B.
Panjang Akar Tanaman Kacang Hijau (Vigna
radiata)
Grafik 1.7 Panjang Akar Kacang Hijau
Pada grafik diatas menunjukkan panjang akar kacang
hijau. Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa panjang akar kacang
hijau pada berbagai penyemprotan pH mengahasilkan panjang kaar yang hampir
sama, namun panjang akar pada perlakuan pH 5 menunjukkan perbedaan yang
menonjol. Tanaman kacang tanah mampu tumbuh optimal pada kondisi asam sampai dengan netral. Akar yang panjang bertujuan untuk mengimbangi
pertumbuhan yang pesat dari kedelai dengan pencarian unsur hara yang lebih
luas.
C.
Panjang Akar Tanaman Jagung (Zea
mays)
Grafik 1.8 Grafik Panjang Akar Jagung
Dari grafik diats dapat diketahui bahwa panjang
akar pada perlakuan pH 4 menghasilkan panjang kaar tertingg. Sementara itu,
pada perlakuan pH 7 mengasilkan panjang akar terpendek. Hal ini dapat
menunjukkan bahwa akar tanaman jagung dapat tumbuh optimal pada suasana asam,
sedangkan pada pada suasana netral, akar tanaman jagung memiliki tingkat
pertumbuhan yang kurang baik.
Untuk mengetahui tingkat kesuburan tanaman, bukan hanya panjang akar
tanaman saja yang dijadikan indikator, melainkan juga panjang batang.
Selanjutnya ini adalah gambar grafik perbandingan Panjang Batang tanaman pada
tiap variasi pH.
A.
Panjang Batang Tanaman Padi (Oryza sativa)
Grafik 1.9 Panjang Batang Padi
Dari grafik ditas dapat diketahui bahwa batang
tanaman padi dapat tumbuh optimal pada suasana asam, yaitu pada pH 4 dan %.
Sementara itu, pada pH 6 dan 7, pertumbuhan batang tanaman padi menunjukkan
panjang batang yang tidak optimal. Namun pada perlakuan pH 6 dan 7, batang
tanaman padi menunjukkan pertumbuhan tanaman yang stabil. Sementara itu, pada
pH 4 dan 5, pertumbuhan panjang batang tanaman padi labil. Pada akhir
pengamatan, menunjukkan panjang batang padi yang sangat mencolok antara
perlakuan pada pH 4 dan 5 serta perlakuan pada pH 6 dan 7.
B.
Panjang Batang Tanaman Kacang Hijau (Vigna
radiata)
Grafik 2.0 Panjang Batang Kacang Hijau
Grafik diatas menunjukkan bahwa pada pH 4 dan 5,
pertumbuhan panjang batang tanaman kacang hijau dapat mencapai pertumbuhan yang
optimal, namun pertumbuhanya labil. Pada pH 5 batang tanaman kacang hijau
mencapai panjang batang terpanjang. Sementara itu, pada perlakuan pH 6 dan 7
pertumbuhan batang lebih stabil namun memiliki panjang batang yang rendah
dibandingkan dengan panjang batang pada perlakuan pH 4 dan 5. Dalam kondisi
asam dapat diketahui bahwa panjang batang tanaman kacang hijau dapat tumbuh
dengan baik.
C.
Panjang Batang Tanaman Jagung (Zea mays)
Grafik 2.1 Panjang Batang Jagung
Pada grafik diatas menunjukkan bahwa pada
perlakuan pH 4 panjang batang tanaman jagung dapat lebih optimal, namun
pertumbuhannya labil. Pada pH 5 dan 6, menunjukkan pertumbuhan panjang batang
yang stabil, namun panjang batang yang dihasilkan tidak optimal. Sementara itu
pada perlakuan pH 7 menunjukkan pangjang batang terendah meskipun grafik
pertumbuhanya menunjukkan pertumbuhan batang yang stabil. Oleh karena itu,
tanaman jagung akan mempunyai panjang batang yang optimal jika tumbuh pada
suasana asam.
Kemudian pembahasan
selanjutnya adalah grafik perbandingan Rasio
Akar/Batang tanaman pada tiap variasi pH.
A.
Rasio Akar/batang Tanaman Padi (Oryza sativa)
Grafik 2.2 Rasio Panjang Akar dan Panjang Batang Padi
Rasio panjang akar dan panjang batang padi
tertinggi beradap pada pH 4. Hal ini dapat diketahui dari hasil pengamatan hari
ke 3. Dari grafik diatas maka dapat diketahui bahwa padi sangat baik tumbuh
pada kondisi pH asam. Pada suasana asam, unsur-unsur yang diperlukan tanaman
padi untuk pertumbuhan menjadi optimum.
B.
Rasio Akar/batang Tanaman Kacang Hijau (Vigna
radiata)
Grafik 2.3 Rasio Panjang Akar dan Panjang Batang Kacang
Hijau
Grafik diatas menunjukkan rasio panjang akar dan
panjang batang pada kacang hijau. Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pada
pH 6 menunjukkan panjang akar dan panjang batang yang maksimum. Sementara pada
perlakuan pada pH 7, grafik yang dihasilkan menunjukkan rasio yang labil.
Perlakuan pada pH 6 dan pH 5 cenderung sama. Sementara pada pH 4, menunjukkan
rasio yang rendah. Perbandingan panjang batang dan akar
yang stabil, menunjukkan bahwa tanaman tersebut toleran untuk hidup dalam
kondisi tersebut. Jadi, secara umum dapat disimpulkan bahwa kacang tanah dapat tumbuh
optimal pada perlakuan pH 7.
C.
Rasio Akar/batang Tanaman Jagung (Zea mays)
Grafik 2.4 Rasio
Panjang Akar dan Panjang Batang Jagung
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa rasio
panjang akar dan panjang batang pada pH 5, 6, dan 7 menunjukkan rasio yang
stabil. Sementara itu, pada pH 4 menunjukkan rasio akar labil. Hal ini
menunjukkan pada perlakuan pH 4 pertumbuhan tanaman jagung tidak stabil. Dari
hasil grafik diatas dapat diketahui bahwa tanaman jagung dapat tumbuh optimal
pada pH 7.
=====================================================
VI.
KESIMPULAN
- PH berpengaruh terhadap perkecambahan dan pertumbuhan tanaman budidaya.
- Benih padi (Oryza sativa), benih kacang hijau (Vigna radiata) dan benih jagung (Zea mays) dapat tumbuh secara optimal pada pH 7, meski pada pH agak asam masih dapat tumbuh.
- Indeks vigor menunjukkan bahwa keserempakkan benih terjadi sekitar hari kedua sampai ketiga.
- Adanya keasaman di sekitar tanaman dapat menghambat pertumbuhan yang terlihat pada jumlah akar dan panjang batang.
- Gaya berkecambah, menurut teori, baik jika lebih dari 80% maka secara keseluruhan gaya berkecambah tanaman padi, kacang tanah, dan jagung tergolong baik.
Berts, R. 2006. Hadley center for climate production and research. Journal Proceeding of the Natural Academy Sciens -:12-18.
Diana. 2009. Penyebab, Dampak dan Pengendalian Hujan Asam. <http://earth2.eco.tat.ac.jp/multiplay/diana/hujan.html>
. Diakses tanggal 26 Maret 2013.
Odum, E.P. 1971. Fundamental of Ecology. 3th Ed. W.B. Sanders Company, Philadelphia.
Orahami, H.A. 2006. Optimasi kadar asam dalam asap cair dari kayu karet
dalam RSOI. Agrivita 16:15-16
Pohan, N. 2004. Pencemaran udara. Program Studi Teknik Kimia, Fakultas
Teknik, Universitas Sumatra
Utara. Jurnal Lingkungan Hidup 8:25-26.
Suyatmini, E.D., Hastuti., dan S. Darmanti. 2006. Pengaruh lama perendaman
dan konsentrasi asam
sulfat(H2SO4) terhadap perkecambahan benih jati (Tectona grandis)
4:28-36.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar