Halaman

Sabtu, 11 Januari 2014

Pasca Panen dan Pemasaran

MAKALAH
DASAR-DASAR AGRONOMI
PASCA PANEN DAN PEMASARAN HASIL




Disusun oleh   :

1.      Siti Nurwijayanti F.
12951
2.      M. Alfian Nur Khusain
12952
3.      Miftachurohman
12969
4.      Resti Islamiati P.
12974
5.      Rossy Hening P.
12978

Dosen Pengampu      : Ir. Rohlan Rogomulyo, M.P.


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2013
 ============================================================
I.                   PENDAHULUAN

Pertanian komersiil tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pasca panen dan kegiatan pemasaran. Hal ini dikarenakan kedua hal inilah yang menjadi ujung tombak untuk meraup untung sebanyak-banyaknya. Kegiatan pasca panen dapat diartikan sebagai tahapan kegiatan yang dimulai sejak pemungutan (pemanenan) hasil pertanian yang meliputi hasil tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, peternakan, dan perikanan sampai siap untuk dipasarkan. Pemasaran hasil pertanian berarti kegiatan bisnis dimana menjual produk berupa komoditas pertanian sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, dengan harapan konsumen akan puas dengan mengkonsumsi komoditas tersebut. Pemasaran hasil pertanian dapat mencakup perpindahan barang atau produk pertanian dari produsen kepada konsumen akhir, baik input ataupun produk pertanian itu sendiri. Dari kedua definisi tersebut dapat diketahui dengan pasti bahwa kegiatan pasca panen merupakan langkah-langkah yang harus dilalui suatu produk pertanian sebelum akhirnya dipasarkan.

Makalah ini menyajikan berbagai hal yang berhubungan dengan kegiatan pasca panen dan pemasaran. Kegiatan pasca panen misalnya, meliputi:
1.    Grading (pengkelasan) dan standarisasi.
2.    Pengemasan dan pelabelan.
3.    Penyimpanan.
4.    Pengangkutan, dan pada beberapa komoditas ada yang diberi perlakuan tambahan antara lain : pemberian bahan kimia, pelilinan, pemeraman untuk memenuhi keinginan konsumen sebelum dipasarkan.

Kegiatan pemasaran sendiri mempunyai cakupan yang sangat luas untuk dijelaskan secara terperinci. Kegiatan ini erat kaitannya dengan kegiatan jual beli dan selera konsumen. Di dalam makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai:
1.    Pengertian pemasaran
2.    Penerapan konsep pemasaran
3.    Manajemen pemasaran
4.    Kegiatan pemasaran
5.    Perilaku konsumen
6.    Strategi dan media promosi
7.    Kebijakan harga jual

Manfaat mempelajari makalah ini antara lain memberi wawasan yang sekiranya diperlukan dalam melakukan kegiatan pasca panen dan pemasaran dengan tujuan memberi kepuasan kepada konsumen dan mendapatkan keuntungan yang optimum.


II.                ISI
 BAB I
PASCA PANEN

Pascapanen hasil pertanian adalah tahapan kegiatan yang dimulai sejak pemungutan (pemanenan) hasil pertanian yang meliputi hasil tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, peternakan, dan perikanan sampai siap untuk dipasarkan . Hasil utama pertanian adalah hasil pertanian yang merupakan produk utama untuk tujuan usaha pertanian dan diperoleh hasil melalui maupun tidak melalui proses pengolahan. Penanganan pascapanen adalah tindakan yang disiapkan atau dilakukan pada tahapan pascapanen agar hasil pertanian siap dan aman digunakan oleh konsumen dan atau diolah lebih lanjut oleh industry.

Penanganan pascapanen hasil pertanian meliputi semua kegiatan perlakuan dan pengolahan langsung terhadap hasil pertanian yang karena sifatnya harus segera ditangani untuk meningkatkan mutu hasil pertanian agar mempunyai daya simpan dan daya guna lebih tinggi. Kegiatan pascapanen meliputi :
        1.      Grading (pengkelasan) dan standarisasi.
        2.      Pengemasan dan pelabelan.
        3.      Penyimpanan.
       4.      Pengangkutan.
      5.      Pada beberapa komoditas ada yang diberi perlakuan tambahan antara lain : pemberian bahan kimia, pelilinan, pemeraman.

     1.      Grading dan Standarisasi
Grading adalah pemilahan berdasarkan kelas kualitas. Biasanya dibagi dalam kelas 1, kelas 2, kelas 3 dan seterusnya, atau kelas A, kelas B, kelas C dan seterusnya. Pada beberapa komoditas ada kelas super-nya.

Tujuan dari tindakan grading ini adalah untuk memberikan nilai lebih ( harga yang lebih tinggi) untuk kualitas yang lebih baik. Standard yang digunakan untuk pemilahan (kriteria ) dari masing-masing kualitas tergantung dari permintaan pasar. Standarisasi merupakan ketentuan mengenai kualitas atau kondisi komoditas berikut kemasannya yang dibuat untuk kelancaran tataniaga/pemasaran. Standarisasi pada dasarnya dibuat atas persetujuan antara konsumen dan produsen, dapat mencakup kelompok tertentu atau wilayah / negara / daerah pemasaran tertentu.

     2.      Pengemasan / pengepakan / pembungkusan
Keuntungan dari pengemasan yang baik:
1.      Melindungi komoditas dari kerusakan.
2.      Melindungi dari kerusakan mekanis : gesekan, tekanan, getaran.
3.      Melindungi dari pengaruh lingkungan : temperatur, kelembaban, angin.
4.      Melindungi dari kotoran / pencemaran : sanitasi.
5.      Melindungi dari kehilangan (pencurian) : memudahkan pengontrolan.
6.      Memudahkan penanganan
7.      Meningkatkan pelayanan dalam pemasaran.
8.      Praktis untuk konsumen (pengemasan dalam skala kecil) dan lebih menarik konsumen.
9.      Dapat untuk menyampaikan informasi produk yang dikemas.
10.  Penggunaan label dapat menerangkan cara penggunaan dan cara melindungi produk yang dikemas.
11.  Mengurangi / menekan biaya transportasi / biaya tataniaga.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pengemasan:
1.      Pengemasan harus dilakukan dengan hati-hati terutama mencegah terluka, terjatuh atau kerusakan lain.
2.      Hanya komoditas yang baik yang dikemas (melalui sortasi).
3.      Tempat pengemasan harus bersih dan hindari kontaminasi.
4.      Container atau wadah dan bahan pengemas lain, juga “pengisi” atau pelindung, harus bersih atau untuk yang tidak “didaur pakai” seperti kardus, plastic transparan dan lain-lain, harus yang baru.
5.      Pengemasan pada beberapa komoditas dilakukan setelah precooling.. Pengemasan sebaiknya dilakukan pada tiap grad kualitas secara terpisah.
6.      Bahan pengemas harus kuat, sesuai dengan sifat dan kondisi produk yang dikemas dan lama penyimpanan/pengangkutan.

    3.      Penyimpanan (Storage operation)
Tujuan / guna penyimpanan
1.      Memperpanjang kegunaan (dalam beberapa kasus, meningkatkan kualitas).
2.      Menampung produk yang melimpah.
3.      Menyediakan komoditas tertentu sepanjang tahun.
4.      Membantu dalam pengaturan pemasaran.
5.      Meningkatkan keuntungan finansial bagi produsen.
6.      Mempertahankan kualiatas dari komoditas yang disimpan.

Prinsip dari perlakuan penyimpanan :
1.      Mengendalikan laju transpirasi.
2.      Mengendalikan repirasi.
3.      Mengendalikan / mencegah serangan penyakit.
4.      Memcegah perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki konsumen.

Lama penyimpanan (ketahanan simpan) dapat diperpanjang dengan cara sebagai berikut :
    1.      Mengontrol penyakit yang timbul setelah panen.
    2.      Mengatur kondisi atmosfer (C.A. storage).
    3.      Perlakuan kimia (chemical treatment).
    4.      Perlakuan penyinaran (irradiation).
    5.      Penyimpanan dingin (refrigeration).

Faktor yang berpengaruh pada keberhasilan penyimpanan adalah :
    1.      Perlakuan sebelum panen
    2.      Panen dan penanganan panen
    3.      Precooling
    4.      Kebersihan
    5.      Varietas /kultivar hasil tanaman dan tingkat kematangannya

    4.      Pengangkutan
Pengangkutan umumnya diartikan sebagai penyimpanan berjalan. Semua kondisi penyimpanan pada komoditas yang diangkut harus diterapkan. Faktor pengangkutan yang perlu diperhatikan adalah:
   1.      Fasilitas angkutannya.
   2.      Jarak yang ditempuh atau lama perjalanan.
   3.      Kondisi jalan dan kondisi lingkungan selama pengangkutan.
   4.      Perlakuan “bongkar-muat” yang diterapkan.

    5.      Pemberian bahan kimia:
Berbagai tujuan pemberian bahan kimia, antara lain:
1.      Insektisida atau Fungisida untuk mencegah serangan hama dan penyakit setelah panen.
2.      Penyerap etilen (ethylene absorber) untuk mengikat gas etilen yang timbul selama penyimpanan buah agar pematangan buah dapat diperlambat.
3.      Pemberian etilen untuk mempercepat pematangan atau untuk pemeraman.
4.      Pemberian zat penghambat pertunasan untuk menekan tumbuhnya tunas.
5.      Pelilinan untuk mengganti atau menambah lapisan lilin yang ada dipermukaan buah.
6.      Pemberian kapur pada tangkai kubis (bekas potongan) untuk mencegah pembusukan.
7.      Pemberian senyawa tertentu untuk warna yang lebih baik.

Tujuan penanganan pasca panen antara lain:
1.      Untuk menekan tingkat kerusakan hasil panen komoditas pertanian dengan meningkatkan daya simpan dan daya guna komoditas pertanian agar dapat menunjang usaha penyediaan bahan baku industri dalam negeri.
2.      Meningkatkan nilai tambah dan pendapatan.
3.      Meningkatkan devisa negara dan perluasan kesempatan kerja serta melestarikan sumberdaya alam dan lingkugan hidup.

Prosedur/perlakuan dari penanganan pasca panen berbeda untuk berbagai bidang kajian/komoditi. Perbedaan ini disebabkan oleh hasil akhir atau tujuan yang berbeda,  misalnya:
    1.      Penanganan pasca panen pada komoditas perkebunan yang ditanam dalam skala luas seperti kopi, teh, tembakau dll., sering disebut pengolahan primer, bertujuan menyiapkan hasil tanaman untuk industri pengolahan, perlakuannya bisa berupa pelayuan, penjemuran, pengupasan, pencucian, fermentasi dll.
    2.      Penanganan pasca panen pada produksi benih bertujuan mendapatkan benih yang baik dan mempertahankan daya kecambah benih dan vigornya sampai waktu penanaman. Teknologi benih meliputi pemilihan buah, pengambilan biji, pembersihan, penjemuran, sortasi, pengemasan, penyimpanan, dll.
  3.      Penanganan pasca panen pada komoditas tanaman pangan yang berupa biji-bijian (cereal/grains), ubi-ubian dan kacangan yang umumnya dapat tahan agak lama disimpan, bertujuan mempertahankan komoditas yang telah dipanen dalam kondisi baik serta layak dan tetap enak dikonsumsi. Penanganannya dapat berupa pemipilan/perontokan, pengupasan, pembersihan, pengeringan (curing /drying), pengemasan, penyimpanan, pencegahan serangan hama dan penyakit, dll.
   4.      Penanganan pasca panen hasil hortikultura yang umumnya dikonsumsi segar dan mudah “rusak” (perishable), bertujuan mempertahankan kondisi segarnya dan mencegah perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki selama penyimpanan, seperti pertumbuhan tunas, pertumbuhan akar, batang bengkok, buah keriput, polong alot, ubi berwarna hijau (greening), terlalu matang, dll. Perlakuan dapat berupa: pembersihan, pencucian, pengikatan, curing, sortasi, grading, pengemasan, penyimpanan dingin, pelilinan, dll.

Kegiatan pasca panen memberikan banyak keuntungan lebih apabila dilakukan dengan sebaik-baiknya. Keuntungan melakukan penanganan pasca panen yang baik antara lain:
    1.      Jumlah pangan yang dapat dikonsumsi lebih banyak.
   2.      Lebih murah melakukan penanganan pasca panen (misal dengan penangan yang hati-hati, pengemasan) dibanding peningkatan produksi yang membutuhkan input tambahan (misal pestisida, pupuk, dll).
   3.      Risiko kegagalan lebih kecil. Input yang diberikan pada peningkatan produksi bila gagal bisa berarti gagal panen. Pada penanganan pasca panen, bila gagal umumnya tidak menambah “kehilangan”.
   4.      Menghemat energi. Energi yang digunakan untuk memproduksi hasil yang kemudian “hilang” dapat dihemat.
   5.      Waktu yang diperlukan lebih singkat (pengaruh perlakuan untuk peningkatan produksi baru terlihat 1 – 3 bulan kemudian, yaitu saat panen; pengaruh penanganan pasca panen dapat terlihat 1 – 7 hari setelah perlakuan).
   6.      Meningkatkan nutrisi Melakukan penanganan pasca panen yang baik dapat mencegah kehilangan nutrisi, berarti perbaikan nutrisi bagi masyarakat.
     7.      Mengurangi sampah, terutama di kota-kota dan ikut mengatasi masalah
pencemaran lingkungan.

BAB II
PEMASARAN HASIL PANEN
A.     Pengertian pemasaran
Pemasaran adalah Suatu kegiatan usaha/bisnis untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen melalui pendistribusian suatu produk. Beberapa ahli memberikan bermacam-macam defenisi tentang pemasaran, antara lain:
      1.      Philip dan Duncan: Pemasaran meliputi semua langkah yang dipergunakan untuk menempatkan barang-barang nyata ketangan konsumen.
           2.      P.H. Nyistrom: Pemasaran meliputi segala kegiatan mengenai penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ketangan konsumen.
        3.      American Marketing Association:  Pemasaran pelaksanaan kegiatan usaha niaga yang diarahkan pada arus aliran barang dan jasa dari produsen kekonsumen.

Pemasaran adalah suatu proses dan manajerial yang membuat individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain atau segala kegiatan yang menyangkut penyampaian produk atau jasa mulai dari produsen sampai konsumen

Pemasaran Hasil Pertanian atau Tata niaga Pertanian merupakan serangkaian kegiatan ekonomi berturut-turut yang terjadi selama perjalanan komoditas hasil-hasil pertanian mulai dari produsen primer sampai ke tangan konsumen (FAO pada tahun 1958).

Pemasaran hasil pertanian berarti kegiatan bisnis dimana menjual produk berupa komoditas pertanian sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, dengan harapan konsumen akan puas dengan mengkonsumsi komoditas tersebut. Pemasaran hasil pertanian dapat mencakup perpindahan barang atau produk pertanian dari produsen kepada konsumen akhir, baik input ataupun produk pertanian itu sendiri.

Peranan pemasaran saat ini tidak hanya menyampaikan produk atau jasa hingga tangan konsumen tetapi juga bagaimana produk atau jasa tersebut dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan menghasilkan laba. Sasaran dari pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior, menetapkan harga menarik, mendistribusikan produk dengan mudah, mempromosikan secara efektif serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan tetap memegang prinsip kepuasan pelanggan.

B.      Tujuan pemasaran
Tujuan pemasaran adalah mencari keuntungan dengan memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga dapat memuaskan konsumen itu sendiri. Kepuasan konsumen akan tercapai apabila produk berkualitas dan memenuhi kebutuhan konsumen, harga dapat terjangkau oleh konsumen target, pelayanan kepada konsumen memuaskan dan citra produk baik dari sudut pandang konsumen
Kegiatan yang paling utama pemasaran dalam hal memenuhi kepuasan konsumen adalah dengan memperhatikan produk, harga, distribusi dan promosi. Keempat instrumen pemasaran tersebut dikenal dengan istilah bauran pemasaran seperti berikut:
1.      Produk (product): Keragaman produk, Kualitas, Design, Ciri, Nama merek, Kemasan, Ukuran, Pelayanan, Garansi, Imbalan
2.      Harga (Price): Daftar harga, Rabat/diskon, Potongan harga khusus, Periode pembayaran, Syarat kredit
3.      Tempat (Place): Saluran pemasaran, Cakupan pasar, Pengelompokkan, Lokasi,Persediaan, Transportasi
4.      Promosi (Promotion): Promosi penjualan, Periklanan, Tenaga penjualan,Kehumasan/ public relation, Pemasaran langsung.

Apabila kepuasan konsumen tersebut terpenuhi, maka hasil penjualan produk akan meningkat, dan akhirnya tujuan pemasaran dapat tercapai, yaitu perolehan laba. Sebaliknya, apabila kebutuhan konsumen diabaikan dan hanya berfikir dari sudut pandang produsen saja, kemungkinan hasil penjualan produk akan menurun, sehingga laba yang diperoleh minim, bahkan dapat terjadi kerugian.

C.      Pengertian Pasar
Yang dimaksud dengan pasar adalah: Tempat pertemuan penjual dan pembeli atau sekelompok orang-orang  yang melakukan tawar menawar sehingga terbentuk harga. Pasar atau konsumen dapat dibedakan menjadi dua golongan, yakni konsumen akhir (pasar konsumen) dan pasar bisnis (pasar industri). Dimana pasar konsumen adalah sekelompok pembeli yang membeli barang-barang untuk dikonsumsi dan bukannya untuk diproses lebih lanjut. Sedangkan pasar bisnis adalah pasar yang terdiri dari individu-individu atau organisasi yang membeli barang untuk diproses lagi menjadi barang lain dan kemudian dijual. Berdasarkan pengertian tersebut, sebagai contoh maka petani digolongkan kedalam pasar bisnis, sebab mereka membeli barang digunakan untuk diproses lebih lanjut menjadi barang-barang hasil pertanian
Perbedaan pemasaran dengan penjualan:
a.       Pemasaran
1)      Tekanannya pada keinginan dan kebutuhan konsumen
2)      Perencanaan berorientasi ke hasil jangka panjang, berdasarkan produk-produk baru
3)      Perusahaan pertama-tama menentukan apa yang diinginkan konsumen dan kemudian menbuat atau mencari jalan keluarnya bagaimana membuat dan menyerahkan produk tersebut untuk memenuhi keinginan konsumen.
4)      Berakhir pada kepuasan konsumen
b.      Penjualan
1)      Tekanannya pada produk
2)      Perusahaan pertama-tama membuat produk dan kemudian bagaimana menjualnya.
3)      Perencanaan berorientasi ke jangka pendek, berdasarkan produk dan pasar.
4)      Tekanannya pada kebutuhan penjual
5)      Manajemen berorientasi pada laba volume penjualan

Dari kedua perbedaan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa penjualan berawal dari produk dan berakhir pada ketentuan atau laba, sedangkan pemasaran berawal dari keinginan konsumen berakhir pada kepuasan konsumen.

Pemasaran merupakan kegiatan produktif karena menciptakan kegunaan (utility), yaitu proses menciptakan barang dan jasa menjadi lebih berguna.
Empat jenis kegunaan yang dilakukan pemasaran:
1.      Kegunaan bentuk (form utility)
Biasanya mengubah bentuk bahan mentah dan menciptakan sesuatu yang baru (mengubah bentuk sesuai keinginan konsumen).
2.      Kegunaan tempat (place utility)
Produk tersedia di suatu tempat yang masyarakatnya menginginkan barang tersebut (Pendistribusian produk)
3.      Kegunaan waktu (time utility)
Produk tersedia pada saat yang diinginkan/dibutuhkan.
4.      Kegunaan milik (possession utility)
Barang ditransfer/ditempatkan atas kontrol dari seseorang yang menginginkan (perpindahan kepemilikan suatu produk dari produsen kepada konsumen).

D.     Manajemen pemasaran
Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan pemasaran. Menurut Kotler dan Armstrong pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan. Sedangakan manajemen adalah proses perencanaan (Planning), pengorganisasian (organizing) penggerakan (Actuating) dan pengawasan.

Secara definisi, Manajemen Pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan (Kotler, 1980).

Jadi dapat diartikan bahwa Manajemen Pemasaran adalah sebagai analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi. Dapat juga disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah sebagai kegiatan yang direncanakan, dan diorganisasiknan yang meliputi pendistribusian barang, penetapan harga dan dilakukan pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang telah dibuat yang tujuannya untuk mendapatkan tempat dipasar agar tujuan utama dari pemasaran dapat tercapai.

Di dalam fungsi manajemen pemasaran ada kegiatan menganalisis yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui pasar dan lingkungan pemasarannya, sehingga dapat diperoleh seberapa besar peluang untuk merebut pasar dan seberapa besar ancaman yang harus dihadapi. Fungsi pemasaran yang merupakan kegiatan terpadu dan saling mendukung, antara lain :
a.       Perencanaan Pemasaran
Penentuan segala sesuatu sebelum dilakukan kegiatan-kegiatan pemasaran meliputi : tujuan, strategi, kebijaksanaan serta taktik yang dijalankan.
Tujuan perencanaan:
1.      Meniadakan ketidakpastian masa datang bila ada perubahan- perubahan karena situasi dan kondisi perusahaan maupun diluar perusahaan maupun diluar perusahaan tidak menentu.
2.      Karena tujuan organisasi sudah difokuskan maka dengan perencanaan akan menghindari adanya penyimpangan tujuan.
3.      Reancana walaupun mahal tetapi ekonomis karena segala kegiatan telah terfokuskan dengan segala biaya- biayanya.
4.      Rencana pemasaran terinci diperlukan untuk setiap bisnis, produk atau merk.
b.      Implementasi Pemasaran
Adalah proses yang mengubah strategi dan rencana pemasaran menjadi tindakan pemasaran untuk mencapai sasaran. Implementasi mencakup aktivitas sehari-hari, dari bulan ke bulan yang secara efektif melalsanakan rencana pemasaran. Kegiatan ini dibutuhkan program tindakan yang menarik semua orang atau semua aktivitas serta struktur organisasi formal yang dapat memainkan peranan penting dalam mengimplementasikan strategi pemasaran.
c.       Pengendalian / Evaluasi Kegiatan Pemasaran
Usaha memberikan petunjuk pada para pelaksana agar mereka selalu bertindak sesuai dengan rencana, meliputi :
1.       Penentuan Standard
2.       Supervisi kegiatan atau pemeriksaan
3.       Perbandingan hasil dengan Standard
4.       Kegiatan mengkoreksi Standard

Kegiatan pengendalian / evaluasi diatas dapat dikelompokkan dua macam :
1.       Pengendalian operasional termasuk memeriksa kinerja yang sedang berlangsung terhadap rencana tahunan dan mengambil tindakan perbaikan kalau perlu. Tujuannya adalah memastikan bahwa perusahaan mencapai penjualan, laba, dan sasaran lain yang ditetapkan dalam rencana tahunannya. Kegiatan ini juga mencakup penentuan produk, wilayah, pasar dan saluran yang berbeda yang dapat mendatangkan laba.
2.       Pengendalian strategik meliputi pengamatan apakah strategi dasar perusahaan sesuai dengan peluang yang terbuka. Strategi dan program pemasaran dapat ketinggalan zaman dalam waktu singkat dan setiap perusahaan harus secara periodik menilai ulang pendekatan terhadap pasar secara keseluruhan.


E.      Kegiatan pemasaran
Kegiatan pemasaran meliputi:
          a.       Distribusi
Distribusi adalah salah satu aspek dari pemasaran. Distribusi juga dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan). Setelah suatu produk dihasilkan oleh pabrik, produk tersebut dikirimkan (dan biasanya juga sekaligus dijual) ke suatu distributor. Distributor tersebut kemudian menjual produk tersebut ke pengecer atau pelanggan.
           b.      Transportasi
Transportasi merupakan faktor yang penting dalam kegiatan industri.karena sarana transportasi merupakan penghubung antar lokasi. Baik itu lokasi bahan mentah dengan industry maupun lokasi industri dengan daerah pemasaran.

Fungsi transportasi berperan dalam memperlancar perpindahan produk dari lokasi produksi sampai ke lokasi konsumen akhir. Fungsi transfortasi menyediakan barang dan jasa di daerah konsumen sesuai dengan kebutuhan konsumen baik menurut waktu, jumlah dan kualitas. Fungsi pengangkutan mempunyai  kegiatan perencanan : a) jenis barang yang diangkut,  b) volume yang akan diangkut, c) waktu pengangkutan dan d) jenis alat angkutan yang digunakan. Efisiensi pengangkutan adalah barang sampai di tangan konsumen sesuai dengan yang diinginkan dan biaya yang murah sehingga perlu diperhatikan : macam alat angkut, resiko kerusakan barang selama pengangkutan, biaya angkut masing-masing barang dari tiap alat angkut, kapasitas angkut, keadaan tempat atau daerah.

          c.       Pengemasan
Pengemasan adalah upaya meletakkan sesuatu didalam suatu wadah atau memberikan pelindung bagi suatu produk. Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Di samping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi wadah atau pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Karena itu bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam perencanaannya.

Manfaat pengemasan :
a)      Mempertahankan mutu
b)      Memperpanjang masa simpan
c)      Mempermudah penyimpanan dan pemasaran atau transportasi
d)     Menambah daya tarik bagi konsumen (memberi informasi dan sarana promosi)
Syarat-syarat dalam pengemasan yaitu :
a)      Mampu melindungi produk selama penanganan transportasi dan penumpukan
b)      Tidak mengandung bahan kimia
c)      Memenuhi persyaratan pasar baik bentuk,ukuran,dan berat
d)     Kekuatan pengepakan tidak mempengaruhi kelembaban
e)      Harga disesuaikan dengan produk
f)       Kemudahan pembuangan
g)      Dapat didaur ulang

         d.      Pemberian Label
Label ialah setiap keterangan atau pernyataan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan ,dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan (Peraturan Pemerintah RI No.69 tahun 1999).

Label tersebut ditempelkan langsung pada kemasan menggunakan media berupa kertas, stiker, dll. Pada label terdapat informasi produk yang sebenarnya, foto atau gambar tidak menimbulkan kebingungan konsumen, penciri produsen (dapat berupa merk dalam bentuk tulisan ataupun gambar), alamat produsen (dibuat dengan jelas), dan berat produk.

          e.       Standarisasi dan Grading
Fungsi standardisasi dan grading dimaksudkan untuk menyederhanakan dan mempermudah serta meringankan biaya pemindahan komoditi melalui saluran pemasaran. Grading adalah tindakan mengklasifikasi hasil pertanian menurut standardisasi yang diinginkan atau penyortiran produk-produk ke dalam satuan atau unit tertentu. Standardisasi adalah justifikasi kualitas yang seragam antara pembeli dan penjual, antar tempat dan antar waktu.  Standardisasi merupakan ukuran atau penentuan mutu barang dengan menggunakan berbagai ukuran, seperti : warna, susunan kimia, bentuk, kekuatan/ketahanan, kadar air, tingkat kematangan, rasa dan lain-lain.
Manfaat standardisasi dan grading dalam pemasaran:
a.       Mempermudah pembeli dan produsen memberikan nilai barang tersebut
b.      Mempermudah proses jual beli
c.       Mengurangi biaya pemasaran dan menekan resiko dalam pengangkutan
d.      Memperluas pasaran, sesuai dengan kualitas yang diinginkan dan kemampuan konsumen.
e.       Syarat mutlak untuk pemasaran berjangka (future market)

F.      Kebijakan harga jual
a.       Kebijakan Penentuan Harga Jual
Kebanyakan produk pertanian dijual di bawah situasi tidak adanya pasar sentral. Negosiasi secara individu juga tidak dapat dipraktekkan agar menguntungkan mereka. Relatif mahalnya proses negosiasi membuat petani tidak mempunyai kesempatan mengontrol harga. Dalam situasi dan kondisi yang demikian, administrated price atau harga yang diatur merupakan alternatif yang paling baik dilakukan. Pada umumnya, harga komoditi ditentukan secara administratif oleh pemerintah, misalnya, harga dasar gabah atau harga beli oleh bulog yang diumumkan oleh pemerintah. Dalam kaitan dengan hal tersebut, perekonomian sektor pertanian sangat berbeda dengan perekonomian sektor industri. Harga di sektor pertanian yang dikendalikan hamper secara khusus dilakukan sebagai fungsi pemerintah. Tujuannya adalah untuk memberikan harga dasar untuk tanaman pangan dengan tujuan untuk meminimalkan fluktuasi harga dan untuk memberikan insentif dalam rangka peningkatan produksi. Seperti pada beras atau gabah untuk memastikan harga yang adil atau sesuai untuk para petani. Di sektor non-pertanian, keputusan seperti itu sering kali dibuat oleh perusahaan swasta.

Para petani secara individu, tidak banyak perusahaan yang memproduksi barangbarang non-pertanian, mempunyai sedikit kesempatan untuk mengontrol atau mengendalikan harga. Kesempatan untuk melakukan hal seperti itu dibatasi oleh perusahaan-perusahaan yang memproduksi produk khusus atau produk yang berbeda, atau selain itu memiliki kekuatan monopoli (yaitu, perusahaan harus menghadapi kurva permintaan yang tidak elastis sempurna). Perusahaanperusahaan yang memproduksi produk yang berbeda mempunyai beberapa keleluasaan dalam menentukan untuk menjual pada harga berapa, tetapi pada kenyataan kasus, daerah keleluasaan dalam penentuan harga cukup sempit. Marjin yang lebih tinggi ditentukan oleh harga yang ditawarkan oleh pesaing untuk produk yang hamper sama. Sebuah perusahaan yang berusaha terlalu meningkatkan harga, posisi pasarnya akan dirusak oleh persaingan dari produk yang ada ataupun oleh perkembangan produk pengganti serta oleh masukknya perusahaan baru.

Sifat kompetitif dari pasar produk pertanian menyulitkan para petani atau bahkan siapapun yang memasarkan produk pertanian untuk mengendalikan harga, dan khususnya untuk mempertahankannya secara substansial berada di atas tingkat keseimbangan kompetitif tanpa dukungan pemerintah. Jika harganya dinaikkan, para petani dan perusahaan pemroses harus menerima usaha pengendalian terhadap produksi. Satu-satunya alternatif terhadap pembatasan produksi adalah mengembangkan outlet sekunder untuk komoditi yang memiliki surplus atau meminta pemerintah untuk membeli kuantitas apapun yang tidak dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi.

G.     Strategi dan Media Promosi
Persaingan antar produk di pasaran mendorong produsen gencar untuk berpromosi yang dapat menarik perhatian konsumen. Promosi dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain; melalui promosi penjualan, publisitas umum, penjualan pribadi, dan periklanan. Promosi melalui media periklanan sangatlah efisien karena menggunakan biaya rendah dan mempunyai daya bujuk (persuasif) yang kuat. Promosi melalui periklanan sangatlah efektif karena dapat memberikan informasi yang jelas terhadap produk pada segmen tertentu. Iklan mengarahkan konsumen dalam menyuguhkan produk sehingga dapat diyakini untuk memenuhi kebutuhan pembeli. Fungsi iklan dalam pemasaran adalah memperkuat dorongan kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu produk untuk mencapai pemenuhan kepuasannya.
Tujuan iklan menurut Rhenald Kasali (1995:159) biasanya dibangun atas empat komponen, yaitu:
1.      Aspek perilaku, merupakan tindakan-tindakan yang diharapkan pada calon pembeli
2.      Sikap yang diharapkan, yang menyangkut sikap atau keistimewaan produk
3.      Kesadaran, dalam mengembangkan produk-produk baru di pasaran merebut calon pembeli
4.      Positioning, sasaran konsumen.

Beberapa pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian periklanan dapat ditinjau dari media, proses, gaya komunikasi, dan reaksi konsumen, yaitu:
1.      Media informasi: Iklan merupakan suatu media informasi produk yang disampaikankepada konsumen.
2.      Proses iklan: Penyampaian informasi produk yang diprakarsai produsen untuk disampaikan melalui iklan ditujukan kepada konsumen sebagai penerima pesan.
3.      Komunikasi persuasif: Gaya bujuk rayunya (persuasi) yang diterapkan pada iklan mengakibatkan konsumen terbius masuk lingkaran konotasi positif terhadap produk yang diinformasikan.
4.      Reaksi Konsumen: Informasi yang jelas melalui iklan akan membuahkan reaksi atau tindakan hingga kesadaran untuk mengkonsumsi produk yang diinformasikan.

Maksud produsen terhadap tampilan produk yang dipublikasikan melalui periklanan, antara lain:
1.      Memperkenalkan identitas produk yang diinformasikan dan menjelaskan perbedaan produk dengan yang lain.
2.      Mengkomunikasikan konsep produk, yaitu manfaat dan kelebihannya dari segi fungsional, psikologis, atau nilai pasar sasaran.
3.      Memberitahukan tempat penjualan atau pembelian untuk merangsang ditribusi yang lebih luas.
4.      Meningkatkan penjualan yang berarti pula produk meningkat.
5.      Membangun citra produk dan menjaga kemampuan posisi produk dalam pandangan pasar sasaran
6.      Menghadapi dan mengatasi masalah saingan antar produk.















DAFTAR PUSTAKA
Anindita, Ratya. 2004. Pemasaran Hasil Pertanian. Papyrus, Surabaya.

Kohls, R.L. dan Joseph N. Uhl. 1986. Marketing of Agricultural Product. Fifth      Edition. John Willey and Sons, Macmillan Publishing Co-Inc, New York.

Mulyan. 2011. Penerapan Konsep Pemasaran.           <http://dmulyan4.blogspot.com/2011/11/penerapankonsep-            pemasaran.html.> Di akses tanggal 17 Maret 2013.

Susanti, E. 2012. Pemasaran Hasil Pertanian.             <http://pertanianstppmedan.blogspot.com/2012/11/pemasaranhasil- pertanian.html> Diakses tanggal 9 Maret 2013.

Shinta, A., 2011. Manajemen Pemasaran. UB Press, Malang.


Tomek, WG and K.L. Robinson. 1981. Agricultural Product Prices. Ithaca and      London Cornel University Press, London.