LAPORAN
RESMI
PRAKTIKUM DASAR-DASAR EKOLOGI
ACARA IV
ADAPTASI TANAMAN PADA FAKTOR AIR
Disusun oleh:
NIM : 12/334974/PN?12969
Gol/Kel : A1 / V
Asisten :
1. Aida Kusumastuti
2. Cerah Bintara Nurman
3. Wildan Karim
LABORATORIUM EKOLOGI TANAMAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
=========================================================
I.
TUJUAN
1.
Mengetahui macam-macam adaptasi
tanaman terhadap ketersediaan air.
2.
Untuk mengetahui perbedaan
anatomis maupun morfologis tanaman yang beradaptasi pada kandungan air yang
berbeda.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Air adalah faktor terpenting dalam
kedua determinasi distribusi tumbuhan diseluruh permukaan bumi dan karakter
dari masing-masing tumbuhan. Mungkin tidak ada satu faktor yang lebih
memungkinkan untuk kelimpahan dari habitat tumbuhan selain suplai air. Jadi
yang penting adalah hubungan air dengan tanaman dengan berbagai usaha untuk
mengklasifikasi tumbuhan dibagi menjadi (Rost et.al., 1984) :
a. Xerofit: Adalah tanaman
yang dapat hidup di tempat yang sangat kering.
b. Hidrofit: Adalah tanaman
yang dapat hidup di tempat yang sangat basah.
c. Mesofit: Adalah tanaman
yang dapat tumbuh subur di tempat tersedianya air dengan jumlah sedang.
Adaptasi adalah perubahan dalam bentuk
tingkah laku dari organisme selama hidupnya sebagai sebuah respon kepada
stimulan lingkungannya. Kemampuan suatu makhluk hidup dalam beradaptasi juga
akan berpengaruh pada eksistensi suatu makhluk hidup pada mekanisme seleksi
alam. Suatu individu akan bertahan hidup, bereproduksi, dan meninggalkan keturunannya
di beberapa lingkungan tetapi tidak untuk yang lainnya(Bagon et al,
1990).
Pengaruh cekaman air terhadap pertumbuhan tanaman tergantung pada
tingkat cekaman yang dialami dan jenis atau kultivar yang ditanam. Pengaruh
awal dari tanaman yang mendapat cekaman air adalah terjadinya hambatan terhadap
pembukaan stomata daun. Hal ini berpengaruh besar terhadap proses fisiologis dan metabolisme dalam
tanaman(Triatmono, 2006).
Jagung merupakan tanaman dengan tingkat penggunaan air sedang,
berkisar anta-ra 400-500 mm. Budidaya jagung tidak jarang terkendala oleh tidak
tersedianya air dalam jumlah dan waktu yang tepat. Pada lahan sa-wah tadah
hujan dataran rendah, lengas tanah yang berlebihan akan mengganggu pertum-buhan
tanaman. Sementara itu, penundaaan waktu tanam akan menyebabkan terjadinya
cekaman kekurangan air pada fase pertum-buhan sampai pembentukan biji(Rasyid, 2010).
Contoh dari tanaman xerophyte yaitu kaktus (Opunctie sp ),
memiliki keistimewaan yang menyebabkan dapat bertahan hidup dilingkungan dan
suasana kering. Tanaman ini memiliki batang dan daun yang tebal. Bagian–bagian
ini dilapisi oleh tebal kutikula dan lilin dilapisan permukaan yang berfungsi
mencegah kehilangan air pada proses transpirasi(Kimbal, 1965).
Eceng gondok (Eichhornia
crassipes) adalah salah
satu jenis tumbuhan
air mengapung. Eceng gondok hidup mengapung di air dan
kadang-kadang berakar dalam tanah. Tingginya sekitar 0,4 - 0,8 meter. Eceng
gondok tumbuh di kolam-kolam dangkal, tanah basah dan rawa, aliran air yang
lambat, danau, tempat penampungan air dan sungai. Tumbuhan ini dapat
beradaptasi dengan perubahan yang ekstrem dari ketinggian air, arus air, dan
perubahan ketersediaan nutrien, pH, temperatur dan racun-racun dalam air(Anonim, 2012).
=======================================================
=======================================================
III.
METODE PELAKSANAAN
Praktikum Dasar-Dasar Ekologi acara IV yang berjudul Adaptasi
Tanaman pada Faktor Air dilaksanakan pada hari Senin tanggal ... Maret 2013 di
Laboratorium Ekologi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta. Alat-alat
yang digunakan dalam praktikum ini adalah pisau/silet, mikroskop, kaca preparat
dan pensil. Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanaman
mesofit yang berupa jagung (Zea mays), xerofit
yang berupa
kaktus (Opunctia sp), dan tanaman
hidrofit yang yang berupa eceng gondok (Eichornia crasipes) dan gabus.
Langkah pertama dalam praktikum adalah tanaman-tanaman
yang termasuk mesofit, xerofit, dan hidrofit disiapkan. Satu tanaman dari masing-masing kelompok tanaman kemudian pengamatan
dilakukan secara morfologis. Satu tanaman untuk masing-masing kelompok tanaman
dibuat penampang melintang dan membujur daunnya, untuk diamati secara anatomis.
Pengamatan bagian-bagian
tanaman secara morfologis meliputi habitus tanaman, bentuk batang dan cabang-cabangnya, bentuk daun,
tangkai daun, permukaan daun dan ketebalan daun serta struktur akar. Sedangkan pengamatan secara anatomis meliputi penampang melintang daun, ketebalan kutikula letak
stomata banyak atau sedikitnya jaringan pengangkutan, ada tidaknya tempat
penimbunan air, parenkim dan sebagainya. Sedangkan pengamatan anatomis penampang membujur
daun meliputi bentuk sel epidermis, banyak sedikitmya stomata dan sebagainya. Tanaman atau bagian tanaman tersebut dibuat
gambar secara morfologis maupun anatomis, lengkap
dengan keterangan bagian-bagiannya.
========================================================
IV.
HASIL PENGAMATAN
A.
Tanaman Jagung (Zea mays)
1.Morfologi
Keterangan
gambar :
1.
Helaian daun
2.
Upih daun
3.
Batang
4.
Akar adventif
5.
Akar serabut
Gambar 1.1 Gambar Morfologi
Jagung (Zea mays)
Deskripsi:
habitus jagung tegak, daunnya
berbentuk pita, tangkai daunnya kecil atau hampir tidak ada, bentuk batangnya
bulat atau hampir bulat, tidak ada percabangan, dan sistem perakarannya
serabut.
2.
Penampang Melintang
Keterangan
gambar :
1.
Sel kipas
2.
Trikoma
3.
Kutikula
4.
Epidermis atas
5.
Mesofil
6.
Berkas Pengangkut yang belum terdeferensiasi
7.
Epidermis bawah
8.
Stoma
Gambar 1.2 Gambar Penampang
Melintang Jagung (Zea mays)
Deskripsi:
Kutikula jagung tipis
tidak mempunyai jaringan penyimpan air pada daun ataupun aerenkim. Berkas pengangkut
yang belum terdeferensiasi, mempunyai sel kipas untuk melakukan penguapan dan
mempunyai mesofil daun untuk melakukan fotosintesis. Tanaman ini menggunakan stomata sebagai alat
untuk mengkonversi air dan menghindari keadaan stress yang sedang sampai stress
yang berat. Jagung mempunyai sel kipas, inilah yang membedakannya dengan 2
jenis tanaman tadi. Tidak ada pembagian sel tiang dan spon. Lapisan dibawah
epidermis letaknya teratur.
3.
Penampang Membujur
Keterangan
gambar :
1.
Epidermis daun
2.
Sel epidermis dengan dinding sel yang berkelok-kelok
3.
Stomata tipe graminae
Gambar 1.3 Gambar Penampang Membujur Jagung (Zea mays)
Deskripsi:
stomata lebih banyak terdapat pada permukaan daun dan bertipe
gramineae, berperan dalam proses evaporasi. Jagung juga mempunyai sel epidermis
dan dinding sel yang berkelok-kelok.
B.
Tanaman Enceng Gondok (Eichornia crassipes)
1. Morfologi
Keterangan
gambar :
1.
Helaian daun (lamina)
2.
Tangkai daun (petiole)
3.
Akar dengan kantung akar
Gambar 4.4 Gambar Morfologi Enceng Gondok (Eichornia crassipes)
Deskripsi:
Habitus perdu herbaseus
dengan batang yang tereduksi. Bentuk daun bulat atau hampir bulat, tebal dan
permuakaan kedua sisi daun halus. Tangkai daun membengkak dan membentuk
jaringan spon yang menjadi organ pengapung tumbuhan. Percabangan dengan stolon.
Perakaran serabut dan berbulu untuk menangkap unsur hara yang larut dalam air.
2.
Penampang Melintang
Keterangan
gambar :
1.
Kutikula
2.
Epidermis
3.
Rongga stomata
4.
Jaringan palisade
5.
Sklerenkim
6.
Ruang udara
7.
Stoma
8.
Berkas pengangkut
9.
Epidermis bawah
Gambar 4.5 Gambar
Penampang Melintang Enceng Gondok (Eichornia
crassipes)
Deskripsi:
enceng gondok kutikulanya tipis,
mempunyai epidermis seperti yang dimiliki tanaman lain namun fungsinya untuk
jalan keluar gas untuk memperoleh unsur-unsur atau zat-zat tertentu yang
terlarut dalam air. Selain itu juga terdapat rongga stoma, jaringan palisade, sklerenkim,
ruang udara, stoma, berkas pengangkut, dan epidermis bawah. Terdapat rongga
udara yang dipisahkan oleh sekat tipis yang terdiri dari satu sampai dua
lapisan sel berkloroplas. Jumlah jaringan pengangkut sedikit terutama jaringan
xylem. Kutikulanya tipis seperti juga dinding selnya.
3.
Penampang Membujur
Keterangan
gambar :
1.
Epidermis
2.
Berkas pengangkut
3.
Ruang udara
Gambar 4.6 Gambar Penampang Membujur Enceng Gondok (Eichornia crassipes)
Gambar 4.6 Gambar Penampang Membujur Enceng Gondok (Eichornia crassipes)
Deskripsi:
Pada penampang membujur daun epidermis daun enceng
gondok, stomata yang dimiliki oleh tumbuhan ini berbeda dengan yang dipunyai
jagung yaitu dalam distribusinya, stomata enceng gondok tercecer. Daun enceng gondok terdapat banyak stomata dan
terletak dipermukaan daun bagian atas.
C.
Tanaman Kaktus (Opunctia sp.)
1.Morfologi
Keterangan
gambar :
1.
Batang
2.
Daun
Gambar 4.7 Gambar
Morfologi Kaktus (Opunctia sp.)
Deskripsi:
Habitus tanaman terna,
herbaseus, tegak daun berbentuk seperti duri. Batang menjadi seperti daun pipih
atau bersegi, hijau, berdaging, percabangan aksiler tak terbatas. Akar serabut,
tersebar luas di tanah lapisan atas.
2.
Penampang Melintang
Keterangan
gambar :
1.
Kutikula tebal
2.
Stomata tersembunyi
3.
Epidermis
4.
Jaringan palisade
5.
Hypodermis
6.
Jaringan penyimpan air
Gambar 4.8 Gambar Penampang Melintang Kaktus (Opunctia sp.)
Deskripsi:
kaktus dilapisi oleh kutikula yang sangat
tebal, daun berdinding tebal, adanya lapisan lilin, menutup stomata penuh pada
siang hari serta tersembunyi. Ruang sel yang dimiliki relatif kecil, akar yang sangat panjang. Adanya jaringan penyimpan air. Terdapat epidermis, jaringan palisade,
hipodermis, dan jaringan penyimpan air. Ukuran sel kecil dan tebal. Stomata
terletak di permukaan daun.
3.
Penampang Membujur
Keterangan
gambar :
1.
Jaringan penyimpan air
2.
Epidermis
3.
Jaringan pengangkut
4.
Stomata
Gambar 4.9 Gambar
Penampang Membujur Kaktus (Opunctia sp.)
Deskripsi:
Pada penampang membujur kaktus terdapat klorofil
sebagai pembentuk zat hijau daun serta terdapat ruang antar sel yang berfungsi
sebagai celah transport materi yang akan diproses untuk kebutuhan tanaman
kaktus tersebut.
Jumlah stomata banyak dan terletak di permukaan atas. Sel epidermis dilindungi oleh lilin untuk mencegah kehilangan air.
Jumlah stomata banyak dan terletak di permukaan atas. Sel epidermis dilindungi oleh lilin untuk mencegah kehilangan air.
V.
PEMBAHASAN
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui macam-macam
adaptasi tanaman terhadap ketersediaan air serta untuk mengetahui perbedaan
anatomis maupun morfologis tanaman tanaman yang beradaptasi pada kandungan air
yang berbeda. Tanaman yang diamati adalh tanaman jagung
(Zea mays), kaktus (Opunctia sp), dan eceng gondok (Eichornia crasipes). Hal yang diamati dalam praktikum ini meliputi
bagian bagian tanaman secara morfologis dan anatomis tanaman dengan disertai
gambar tanaman dan bagian tanaman.
Jumlah air yang tersedia tergantung dari
keadaan porositas tanah, banyak intensitas cahaya matahari, keadaan iklim, dan
sebagainya. Dengan berbagai kondisi kadar air yang tidak sama di permukaan bumi
baik tumbuhan, hewan, maupun manusia harus menyesuaikan diri terhadap keadaan
tersebut agar dapat bertahan hidup. Kemampuan makhluk hidup dalam menyesuaikan
diri terhadap lingkungannya atau (adaptasi) tiap jenis makluk hidup berbeda,
meski tidak menutup kemungkinan ada yang sama. Tanaman yang beradaptasi pada
lingkungan yang banyak air tentu saja memiliki ciri atau karakteristik yang
membedakannya dengan tanaman yang berdaptasi pada lingkungan sedikit atau
kekurangan air.
Tanaman hidrofit adalah tanaman yang teradaptasi pada
kondisi basah atau tergenang, mesofit adalah tanaman yang daerah tumbuhnya
yaitu pada kondisi air yang cukup, sedangkan xerofit adalah tumbuhan atau
tanaman yang teradaptasi pada kondisi kering. Dari macam-macam adaptasi tanaman
tersebut, setiap tanaman mempunyai cara tersendiri agar bisa tetap hidup dan
bertahan dalam kondisi tertentu. Sehingga pada kondisi yang berbeda maka cirri
morfologi dan anatomi setiap jenis tumbuhan berbeda-beda menyesuaikan
lingkungan dimana tumbuhan itu tumbuh.
A.
Jagung (Zea mays)
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam
80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif
dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Jagung merupakan salah satu tanaman
yang termasuk tanaman mesofit, dimana tanaman mesofit dapat beradaptasi dalam
kondisi air yang cukup yang sering disebut kapasitas lapang. Kapasitas lapang
bisa diartikan bahwa air tersebut tidak banyak tapi juga tidak sedikit.
Tanaman mesofit memiliki ciri yang agak
berbeda dengan tanaman hidrofit maupun tanaman xerofit. Tanaman ini menggunakan
stomata sebagai alat untuk mengkonversi air dan menghindari keadaan stres
sedang sampai stress g berat. Jagung mempunyai sel kipas, inilah yang
membedakannya dengan 2 jenis tanaman tadi. Selain itu, adanya trikoma, stomata yang dimiliki tersusun
secara teratur.
Jagung tergolong berakar serabut yang dapat mencapai
kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman
yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah
yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
Batang jagung tegak dan mudah terlihat. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat
sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah
daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak
mengandung lignin. Bentuk batangnya
kecil, tidak berongga, beruas-ruas, bulat atau hampir bulat, tidak ada
percabangan. Batang yang kecil berfungsi agar pengangkutan air tidak berlebihan
dalam tubuh tanaman.
Daun
jagung adalah daun
sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai
daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun.
Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Bulu-bulu atau trikomata pada
permukaan atas daun berfungsi untuk mengurangi terjadinya transpirasi agar
tidak berlebihan sehingga tanaman tersebut tidak kekurangan air pada saat udara
panas. Stoma pada daun jagung
berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi
sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon
tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.
Secara anatomis, pada penampang
melintang daun jagung sel epidermis tanaman ini termodifikasi menjadi sel kipas
yang berfungsi untuk mengurangi transpirasi. Pada saat tekanan turgor pada sel
kipas tinggi maka daun akan membuka, sebaliknya bila tekanan turgor rendah maka
daun akan menggulung. Pada permukaan atasnya terdapat trikoma dan kutikula.
Mesofit pada jagung tidak terdiferensiasi. Stomatanya ada pada bagian permukaan
bawah daun agar transpirasi tidak terjadi berlebihan. Ada juga jaringan
palisade yang berfungsi untuk melakukan fotosintesis.
Pada penampang membujur daun jagung
ditemukan sel epidermis yang berbentuk persegi panjang dengan dinding sel yang
berkelok-kelok dan stomata yang bertipe graminae dan terdapat sel penutup
berbentuk halter yang membuka dan menutup sejajar poros stomata. Tanaman ini
menggunakan stomata sebagai alat untuk mengkonversi air dan menghindari keadaan
stress yang sedang sampai stress yang berat.
Tanaman mesofit memiliki ciri yang
agak berbeda dengan tanaman hidrofit maupun tanaman xerofit. Jagung mempunyai
sel kipas, inilah yang membedakannya dengan 2 jenis tanaman tadi. Selain itu,
terdapat trikoma. Stomata yang dimiliki tersusun secara teratur, sedangkan
bagian lain yang juga dimiliki oleh hidrofit dan xerofit yaitu adanya jaringan
pengangkut, kutikula yang berlapis tipis, meski distribusi dan kuantitas
berbeda atau bahkan fungsinya kurang berperan karena digantikan bagian yang lain.
B.
Kaktus (Opunctia sp)
Kaktus termasuk tanaman yang hidup
pada kondisi kering yang disebut tanaman xerofit. kaktus beradaptasi dengan mereduksi daun dalam
bentuk duri atau jarum serta rambut daun fungsinya untuk mengurangi penguapan
air dan untuk pendinginan adaptasi selain itu, daun dilapisi oleh kutikula yang
sangat tebal, daun berdinding tebal. Daun juga terdapat lapisan lilin yang
menutup stomata penuh pada siang hari serta tersembunyi. Batangnya bertipe
herbaseus yang tebal dan berdaging. Tanaman ini berbatang tebal untuk
melindungi dari penguapan berlebih karena tempat yang panas dan ketersediaan
air sedikit. Tanaman ini memiliki tipe percabangan aksiler tak terbatas dan
memiliki lapisan lilin untuk mengurangi penguapan. Tipe akarnya serabut dan
memanjang di dalam tanah agar mudah menyerap air dan unsur hara. Sistem
perakarannya adalah penetrasi yang dalam sehingga memungkinkan absorpsi lebih
efisien.
Kaktus termasuk ke dalam
golongan tanaman sukulen karena mampu menyimpan persediaan air di batangnya.
Batang tanaman ini mampu menampung volume air yang besar dan memiliki bentuk
yang bervariasi. Untuk dapat bertahan di daerah gurun yang gersang, kaktus
memiliki metabolisme tertentu. Tumbuhan ini membuka stomatanya di malam hari
ketika cuaca lebih dingin dibandingkan siang hari yang terik. Pada malam hari,
kaktus juga mengambil CO2 dari lingkungan dan menyimpannya di vakuola
untuk digunakan ketika fotosintesis berlangsung (terutama pada siang hari).
Banyak spesies dari kaktus yang memiliki duri yang panjang serta tajam. Duri
tersebut merupakan modifikasi dari daun dan dimanfaatkan sebagai proteksi
terhadap herbivora. Bunga kaktus yang berfungsi dalam reproduksi tumbuh dari
bagian ketiak atau areola dan melekat pada tumbuhan serta tidak memiliki
tangkai bunga.
Secara anatomis, pada penampang
melintang sel epidermis tanaman ini mengalami penebalan kutikula untuk
mengurangi kehilangan air yang teradsorpsi. Selain itu, untuk beradaptasi pada
daerah yang ketersediaan airnya sedikit, kaktus memerlukan jaringan penyimpan
air. Stomatanya tersembunyi untuk memperkecil air yang keluar dari tubuh. Untuk
menyimpan air maka di dalam sel tanaman ini terdapat jaringan penyimpan air
yang ada di bawah hipodermis. yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan air
secara efisien Pada kaktus juga dilengkapi jaringan palisade. Ruang antar
selnya relatif kecil.
Keadaan yang lain yaitu ruang sel
yang dimiliki relatif kecil, akar yang sangat panjang, sedangkan ciri yang
khusus yaitu adanya jaringan penyimpan air yang berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan air secara efisien. Semua itu dilakukan sebagai bentuk adaptasi
tanaman yang hidup pada kondisi air yang ekstrem yaitu kekeringan agar dapat
bertahan hidup dan tetap eksis dan tidak punah.yang mewakili tanaman xerofit.
Pada penampang membujur terdapat
banyak stomata di jaringan palisade yang berfungsi untuk fotosintesis.
Stomatanya menutup penuh pada siang hari. Hal ini dilakukan agar tanaman dapat
hidup pada kondisi air yang ekstrem yaitu kekeringan.
C.
Eceng Gondok (Eichornia
crasipes)
Eceng gondok (Eichhornia
crassipes) adalah salah
satu jenis tumbuhan
air mengapung. Enceng gondok merupakan tanaman yang masuk kedalam tanaman hidrofit.
Tanaman hidrofit adalah tanaman yang bisa beradaptasi dengan kondisi air yang
berlebihan.
Eceng gondok hidup mengapung di air dan
kadang-kadang berakar dalam tanah. Tingginya sekitar 0,4 - 0,8 meter. Daunnya
tunggal dan berbentuk oval. Ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkai
daun menggelembung. Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau. Daun enceng gondok tipis dan lebar,
hal itu bermanfaat untuk mempercepat penguapan. . Daun yang lebar juga berguna untuk menjaga keseimbangan antara masuknya
air dengan besarnya pengeluaran air melalui evapotranspirasi. Tanaman ini memiliki akar serabut yang pendek karena akar tersebut
dengan mudah mencari air untuk tumbuh. Secara morfologi, tanaman enceng gondok
memiliki batang yang berongga dan mempunyai kantong akar pada ujung akarnya.
Secara anatomis pada penampang
melintang enceng gondok terdapat berkas pengangkut dan rongga udara (aerenkim) yang berfungsi sebagai tempat
penyimpan udara sehingga membantu unuk mengapung. Rongga ini aktivitasnya
adalah mengisi O2 dan diubah menjadi CO2 pada saat
respirasi. Rongga ini sangat penting bagi tanaman yang hidup di air karena
kadar oksigen yang banyak dalam air dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan
akar mengalami penyusutan. Kutikulanya tipis, mempunyai epidermis seperti yang dimiliki tanaman lain
namun fungsinya untuk jalan keluar gas untuk memperoleh unsur-unsur atau
zat-zat tertentu yang terlarut dalam air. Stomata yang dimiliki oleh tumbuhan
ini berbeda dengan yang dipunyai jagung yaitu dalam distribusinya, stomata
enceng gondok (Eichornia crassipes) tercecer sedangkan pada jagung (Zea
mays) teratur berjajar.
Sedangkan pada penampang membujur,
enceng gondok memiliki stomata yang jumlahnya banyak dan terdapat di permukaan
daun bagian atas. Stomatanya terletak di bagian permukaan atas daun. Ini
bertujuan agar terjadi penguapan secara intensif supaya kelebihan air pada
tubuh tanaman dapat dikurangi. Stomata yang dimiliki oleh tumbuhan ini berbeda
dengan yang dipunyai jagung yaitu dalam distribusinya, stomata enceng gondok
tercecer dan menyebar sedangkan pada jagung teratur berjajar. Hal ini
menunjukkan proses evapotranspirasi cukup besar.
VI.
KESIMPULAN
1. Tanaman berdasarkan adaptasinya terhadap ketersediaan faktor air digolongkan menjadi 3, yaitu:
a. Tanaman hidrofit: tanaman yang hidup
di daerah yang kelebihan air. Contoh: Enceng gondok (Eichornia crassipes).
b. Tanaman mesofit: tanaman yang hidup
di daerah yang terdapat cukup air. Contoh: Jagung (Zea mays).
c. Tanaman Xerofit: tanaman yang hidup di daerah
kekeringan air.
Contoh: Kaktus (Opunctia sp.).
2. Bagian-bagian tanaman secara morfologis meliputi habitus tanaman,
bentuk batang dan cabang-cabangnya, bentuk daun, tangkai
daun, permukaan daun, ketebalan daun, dan struktur akar.
3. Bagian-bagian tanaman secara anatomis antara lain penampang melintang
daun yaitu ketebalan kutikula, letak stoma, banyak sedikitnya jaringan
pengangkutan/ada tidaknya tempat penimbunan air, dan aerenchym. Penampang membujur antara lain, yaitu bentuk sel epidermis
dan banyak sedikitnya stomata.
4. Adaptasi tanaman hidrofit antara lain dengan cara memiliki stomata yang banyak dan mempunyai aerenchym. Adaptasi
tanaman mesofit antara lain dengan memiliki sel kipas yang membantu penguapan, sedangkan
adaptasi tanaman xerofit yaitu dengan memiliki stomata yang tersembunyi, batang tebal, dan memilki jaringan
penyimpan air.
DAFTAR PUSTAKA
Bagon, M., J. L. Harper, and C. R.
Townsend. 1990. Ecology : Individuals, Population, and Communities. Blackwell
Scientific Publication, Washington DC.
Kimbal,W.1965.Biology.Adisson
Wesley Publishing Company, Massachusette
Rasyid, B., S.R.
Solo., Sutomo, F., 2010. Respon tanaman jagung (zea mays) pada berbagai regim air
tanah dan pemberian pupuk nitrogen. Jurnal Prosiding Pekan Serealia Nasional 4:26-34.
Rost, T.L., M.G.
Barbour., R.M. Tahornton., T.E. Weler., and C.R. Stocking.1984. Botany. John Willey
and Sons, Canada.
Triatmono, H. 2006.
Pengaruh cekaman air terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
kedelai (Glycine
max). Jurnal
Ilmiah Pertanian KULTURA 41:43-51.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar