LAPORAN
RESMI
PRAKTIKUM DASAR-DASAR EKOLOGI
ACARA II
KOMPETISI INTER DAN INTRA SPESIFIK SEBAGAI
FAKTOR PEMBATAS BIOTIK
Disusun oleh:
NIM : 12/334974/PN?12969
Gol/Kel : A1 / V
Asisten :
1. Aida Kusumastuti
2. Cerah Bintara Nurman
3. Wildan Karim
LABORATORIUM EKOLOGI TANAMAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
=========================================================
I.
TUJUAN
- 1 Mengetahui pengaruh faktor biotik terhadap tekanan pertumbuhan tanaman.
- Mengetahui tanggapan tanaman terhadap tekanan kompetisi inter dan intra spesifik.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Kompetisi merupakan suatu konsep dimana
terdapat dua spesies pada suatu populasi yang bersaing untuk memperebutkan sumber yang sama namun sumber tersebut tersedia
terbatas. Ada dua kemungkinan hasil kompetisi antara spesies dalam niche
ekologi yang sama, pesaing yang lebih lemah akan punah ataui salah satu spesies
akan cukup mampu menggunakan sumber kebutuhan lain. Jika densitas populasi meningkat dan setiap
anggota populasi mempunyai kepentingan yang sama terhadap suatu sumber yang
terbatas, akibatnya angka kematian meningkat, kelahiran menurun sehingga angka
pertumbuhan populasi pun menurun(Campbell and Mitchell, 1987).
Sebagian besar penelitian yang mempelajari
kompetisi tumbuhan diarahkan pada fenomena dan pengaruh kompetisi pada hubungan
antara ukuran tanaman dan lahan tanpa menguji mekanisme dari kompetisi itu
sendiri. Berdasrkan pernyataan Shainsky dan Radosevich (1992) mekanisme
persaingan dalam memperebutkan suatu sumber ditunjukkan oleh(Radosevich et
al, 1997):
a. kehabisan
sumber kebutuhan dikaitkan dengan kehadiran idividu lain secara berlebihan.
b.Perubahan
pada pertumbuhan morfologi dan fisiologi merupakan respon yang dihubungkan
dengan perubahan sumber tersebut.
c. Hubungan
antara kehadiran individu lain mengakibatkan berkurangnya sumber sehingga
respon pertumbuhan pun berkurang.
Kompetisi terjadi jika salah satu dari dua atau lebih organisme
yang hidup bersama-sama membutuhkan faktor lingkungan yang sangat terbatas
jumlahnya dan tidak mencukupi bagi kebutuhan bersama. Dalam keadaan seperti ini
kedua organisme akan berinteraksi ataupun melakukan adaptasi khusus untuk
mengurangi persaingan. Misalnya, spesies dengan sistem akar dangkal mampu
berdampingan dengan spesies berakar dalam karena masing-masing menyerap unsur
pertumbuhan di kedalaman berbeda(Sastroutomo,1990).
Kompetisi antar tanaman dan gulma atau sebaliknya dapat didekati
dengan menggunakan model. Replacement series (percobaan
substitusi) telah digunakan secara luas untuk menilai gangguan, diferensiasi
niche, pemanfaatan sumber daya, dan produktivitas dalam kultur campuran spesies
sederhana. Perlakuan dari replacement series menekankan pada total kepadatan
(densitas) spesies.Kelompok spesies yang berbeda ditumbuhkan pada suatu kultur
campuran dengan variasi jumlah individu dari masing-masing spesies dengan total
kepadatan tanaman atau jumlah tanaman setiap pot sama pada kultur campuran. Hasil
pengamatan tiap spesies dari diagram replacement
(substitusi) cenderung berkaitan dengan banyaknya tingkatan gangguan intra dan
interspesifik(Pranasari, 2012)
Pengembangan pada tumpang sari diharapkan akan menghasilkan produksi
total tanaman lebih tinggi dan mampu memelihara kesuburan tanah daripada pola
monokultur. Pola tanam tumpangsari akan lebih efisien dalam menyerap air, hara,
dan cahaya dibandingkan pola tanam monoultur. Hal tersebut juga akan
mempengaruhi kompetisi atau persaingan yang terjadi untuk mendapatkan unsur
hara, cahaya, air(Elfidasari, 2007).
Respon tanaman terhadap faktor pembatas
pertumbuhan pada persaingan tanaman, faktor yang menjadi perhatian yaitu
intensitas cahaya, nutrisi dalam media, dan kerapatan tanaman. respon yang
diberikan tiap tanaman pun juga berbeda. Respon tersebut antara lain kualitas
pertumbuhan, perbedaan jumlah hasil panen dan tingkat eksploitasi(Anonim,
2012).
======================================================
III.
METODE PELAKSANAAN
Praktikum Dasar-Dasar Ekologi acara II
yang berjudul Kompetisi Inter dan Intra Spesifik Sebagai Pembatas Biotik
dilaksanakan pada hari Senin, 11 Maret 2013 di
Laboratoium Ekologi Tanaman, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Bahan-bahan yang
digunakan antara lain tiga macam tanaman yang terdiri dari Kacang panjang (Vigna sinensis), jagung (Zea mays) dan kacang
tanah (Arachis hipogaea), polybag, pupuk kandang, kantong kertas
dan kertas label. Sedangkan alat-alat yang digunakan yaitu peralatan tanam
seperti cetok, penggaris, timbangan analitik, dan oven sebagai pengering.
Cara kerja yang dilakukan dalam praktikum ini
adalah polybag diisi dengan tanah yang sudah dicampur dengan pupuk kandang sebanyak 3 Kg. Bila ada kerikil, sisa-sisa akar tanaman lain dan kotoran dihilangkan agar tidak
mengganggu pertumbuhan tanaman. Biji yang sehat dari jenis tanaman jenis
tanaman yang akan ditanam di pilih
lalu ditanam ke dalam polybag
sesuai perlakuan sebagai berikut : monokultur kacang tanah sejumlah 2,
4 dan 6 tanaman. Polikultur kacang tanah-jagung
sejumlah (1+1, 2+2, dan 3+3) tanaman.
Polikultur kacang panjang-kacang tanah sejumlah (1+1, 2+2, dan 3+3)
tanaman. masing-masing perlakuan diulang 3 kali (sesuai jumlah
kelompok dalam satu golongan). Tiap polybag diberi label yang mudah dibaca
sesuai perlakuan dan ulangan sebagai pencegah tertukarnya data pengamatan.
Penyiraman dilakukan setiap hari sampai 21 hari, kemudian dilakukan pemanenan.
Setelah diamati, kemudian tanaman dikering-anginkan dan di masukkan ke dalam
kantong kertas untuk di oven dengan temperatur 800 C selama 2 hari
sampai berat konstan. Dalam praktikum ini parameter yang diamati meliputi
tinggi tanaman dan jumlah daun setiap 2 hari sekali, berat segar semua tanaman
pada akhir pengamatan dan berat kering semua tanaman setelah di oven. Setelah
data terkumpul dihitung rerata seluruh ulangan pada tiap perlakuan, selanjutnya
dibuat histogram berat segar dan berat keringnya pada masing-masing tanaman dan
juga dibuat grafik tinggi tanaman dan jumlah daun.
=========================================================
=========================================================
IV.
HASIL PERCOBAAN
V.
PEMBAHASAN
Praktikum Acara II
bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor biotik terhadap pertumbuhan tanaman
dan untuk mengetahui tanggapan tanaman terhadap tekanan kompetisi inter dan
intra spesifik. Kompetisi inter
spesifik yaitu persaingan yang terjadi diantara 2 individu atau lebih dalam
spesies yang berbeda. Kompetisi intra spesifik yaitu persaingan yang terjadi
pada 2 individu atau lebih dalam spesies yang sama. Persaingan atau kompetisi terjadi karena adanya
individu yang memerlukan sesuatu yang sama, pada waktu yang bersamaan, dan
sumber yang sama serta ketersediaan sumber tersebut terbatas. Kompetisi tersebut
ada tiga, yaitu interspesifik, intraspesifik, dan intraplant.
Kompetisi
merupakan suatu konsep dimana terdapat dua spesies pada suatu populasi yang
bersai g untuk memperebutkan sumber yang sama namun sumber tersebut tersedia
terbatas. Suatu populasi akan memanfaatkan sumber tersebut secara lebih efisien
dan menghasilkan manfaat yang pada akhirnya akan mengeliminasi spesies yang
lain. Jika densitas populasi meningkat dan setiap
anggota populasi mempunyai kepentingan yang sama terhadap suatu sumber yang
terbatas, akibatnya angka kematian meningkat, kelahiran menurun sehingga angka
pertumbuhan populasi pun menurun. Persaingan atau
kompetisi terjadi karena adanya individu yang memerlukan sesuatu yang sama,
pada waktu yang bersamaan, dan sumber yang sama serta ketersediaan sumber
tersebut terbatas. Kompetisi tersebut ada tiga, yaitu interspesifik,
intraspesifik, dan intraplant.
Pada percobaan ini
kompetisi yang terjadi yaitu (1) pada monokultur kacang
tanah terjadi kompetisi intra
spesefik antar tanaman kacang tanah, (2) pada polikultur kacang tanah-jagung
kompetisi yang terjadi cenderung kompetisi interspesifik yaitu antar tanaman kacang tanah dan
antar tanaman jagung, (3) pada polikultur kacang
tanah-kacang panjang terjadi kompetisi
intra spesifik antar tanaman kacang tanah dan antar tanaman kacang tanah, serta
kompetisi interspesifik yaitu antara tanaman kacang tanah dengan kacang panjang karena keduanya memiliki kemiripan
karakteristik kebutuhan.
Dengan perlakuan monokultur dan polikultur,
kita bisa mengamati dan semakin memahami berbagai jenis kompetisi yang terjadi.
Kompetisi yang tepat dan saling menguntungkan akan memiliki dampak positif,
yaitu semakin meningkatkan hasil dari pembudidayaan. Dalam pembahasan tentang
masalah kompetisi ini akan dijelaskan dalam bentuk grafik dan histogram, serta
bagaimana dampak yang terjadi antar tanaman satu dengan yang lainnya.
A.
Tinggi Tanaman
Grafik 1.1 Pertumbuhan Tinggi Kacang Tanah Monokultur
Dari grafik diatas dapat diketahui perbedaan
rata-rata pertumbuhan pada tanaman tinggi kacang tanah dengan perlakuan
monokultur. Kacang tanah merupakan
sejenis tanaman tropika. Ia tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm dan
mengeluarkan daun-daun kecil. Dari grafik di atas, tampak perbedaan pertumbuhan kacang tanah pada jumlah
monokultur yang berbeda.
Tanaman kacang tanah dengan monokultur
sebanyak 2 tanaman per pot menunjukkan angka pertumbuhan tinggi yang paling
tinggi. Hal ini terjadi karena jumlah spesies yang menggunakan membutuhkan
unsur hara. Air, dan zat penumbuh lainya dalam satu wilayah sedikit. Akibatnya
unsur hara yang tersedia cukup untuk pertumbuhan sehingga produksi biomassa
yang dihasilkan menjadi lebih banyak. Pada perlakuan monokultur 4 tanaman per
pot, tinggi tanaman lebih rendah dari perlakuan 2 tanaman monokultur kacang
tanah, namun lebih tinggi dari pada perlakuan monokultur sebanyak 6 kacang
tanah per pot. Semakin banyak spesies yang hidup dalam wilayah yang sama, maka
kompetisi yang terjadi akan semakin ketat.
Grafik 1.2 Pertumbuhan Polikultur
Kacang-Jagung
Berdasarkan grafik diatas, pertumbuhan
tanaman polikultur antara kacang tanah dengan jagung paling baik pada perlakuan
kacang tanah sebanyak 1 tanaman dan jagung sebanyak 1 tanaman. sementara
perlakuan dengan menambahkan jumlah tanaman dalam tiap pot menunjukkan tinggi
tanaman semakin menurun. Hal
ini dikarenakan jumlah organisme dalam media tanam sesuai dengan kapasitas daya
dukung lingkungan, sehingga persediaan unsur hara, cahaya, ruang gerak, dan air
mendukung pertumbuhan kedua tanaman tersebut. Pada perlakuan polikulkur kacang tanah-jagung (3+3) menunjukkan tinggi
tanaman yang paling rendah. Hal
ini dikarenakan terjadi kompetisi yang paling ketat, sehingga tanaman akan mengalami pertumbuhan tinggi tanaman yang rendah.
Antara tanaman kacang tanah dan
jagung memiliki karakteristik kebutuhan yang berbeda.
Pada grafik
diatas dapat diketahui pertumbuhan tinggi tanaman polikultur antara kacang
tanah dengan kacang panjang menunjukkan angka tinggi tanaman yang berbeda pada
tiap perlakuan. Pada perlakuan polikultur kacang tanah-kacang panjang (1+1)
menunjukkan angka tinggi tanaman tertinggi. Hal ini dikarenakan pada perlakuan
ini kompetisi untuk mendapatkan makanan, cahaya, dan
udara tidak terlalu berat sehingga tanaman dapat tumbuh baik. Sementara pada perlakuan polikultur kacang
tanah-kacang panjang (2+2) dan (3+3) menunjukkan tinggi tanaman yang lebih
rendah dengan perlakuan polikultur kacang tanah-kacang panjang memiliki tinggi
tanaman terendah. Pada perlakuan kacang tanah-kacang panjang (3+3), kompetisi semakin berat dan akibatnya tanaman tidak dapat tumbuh lebih
tinggi karena terbatasnya makanan, cahaya, dan udara yang didapatkan. Dengan demikian, semakin
banyak spesies dalam suatu lingkungan mengakibatkan kompetisi semakin berat dan
akhirnya tinggi tanaman tidak semaksimal pada tanaman yang ditanam sendirian.
B.
Jumlah Daun
Dari
grafik banyak daun tanaman kacang tanah monokultur dapat diketahui bahwa
perlakuan kacang tanah monokultur 2 menghasilkan jumalh daun yang paling
banyak. Sementara pada monokultur 4 dan monokultur 6 cenderung menghasilkan
jumlah daun yang sama. Pada perlakuan monokultur 2, kompetisi yang terjadi sedikit maka
perolehan unsur hara dapat lebih optimal. Hal ini terlihat dari terbentuknya
daun pada tanaman.
Pada
grafik polikultur kacang tanah dengan jagung menunjukkan hasil yang menyimpang.
Hal ini dapat diketahui dari grafik jumlah daun polikultur kacang tanah-jagung
(3+3) menunjukkan jumlah daun yang lebih banyak pada pengamatan hari ke
delapan. Sementara itu, pada pengamatan hari pertama sampai dengan hari ke 7,
grafik jumlah daun menunjukkan angka yang konstan. Hal ini terjadi karena pada
hari ke delapan tanaman dengan perlakuan polikultur kacang tanah-jagung (3+3)
daun muda mengalami pembentukan yang sempurna.
Pada
grafik banyak daun polikultur kacang tanah-kacang panjang, dapat diketahui
bahwa pada perlakuan polikultur kacang tanah-kacang panjaang (1+1) menghasilkan
daun terbanyak. Sementara pada perlakuan polikultur kacang tanah-kacang panjang
(2+2) menghasilkan jumlah daun yang sedang. Pada perlakuan polikultur kacang
tanah-kacang panjang (3+3), daun yang dihasilkan paling sedikit.
Pada
pengamatan hari ke 7, banyak daun dari masing-masing polikultur mengalami
perbedaan yang signifikan. Pengamatan hari ke 7 terjadi pertumbuhan kuncup pada
semua perlakuan. Pada saat itu, kuncup daun muda sudah dapat dikatakan sebagai
daun muda sehingga dapat dihitung sebagai daun, terutama pada perlakuan
polikultur kacang tanah-kacang panjaang (1+1)
dan polikultur kacang tanah-kacang panjang (2+2). Sementara itu, pada
perlakuan polikultur kacang tanah-kacang panjang (3+3), jumalh daun paling
sedikit karena pada pengamatan hari ke 7, daun muda yang terbentuk belum dapat
dikatakan sebagai daun. Pembentukan daun dapat terjadi karena beberapa faktor
seperti jumlah hara, cahaya matahari, air, dan CO2 yang diperlukan
berbanding lurus dengan jumlah tanaman.
C.
Berat Segar, Berat Kering dan Panjang Akar
Berat basah diperoleh langsung setelah tanaman dipanen, dilihat pada
histogram berat segar dan berat kering kacang tanah diatas, maka berat segar yang paling
besar ada pada perlakuan 6 tanaman. Sedangkan yang paling rendah berat segarnya
adalah monokultur 2. Hal ini tidak sesuai dengan teori karena seharusnya berat
segar yang paling besar ada di perlakuan 2 dan paling rendah di perlakuan 6
tanaman. Sebab dengan 2 tanaman dapat
menyerap secara optimal zat hara tersedia yang didukung populasi yang tidak
terlalu banyak (hanya dua), sedangkan tingkat
kompetisi yang tinggi mengakibatkan tanaman tidak bisa menyerap zat hara secara
optimal dan membuat berat segar tanaman berkurang. Lalu setelah itu tanaman di
oven, setelah kering dan ditimbang maka diperoleh hasil, berat kering yang
paling tinggi juga ada pada perlakuan 6 tanaman, hal ini juga tidak sesuai
dengan teori.
Dari
histogram diatas dapat diketahui bahwa berat basah dan berat kering tertinggi
pada perlkauan polikulltur kacang tanah dengan jagung, polikultur kacang
tanah-jagung (3+3) menghasilkan berat basah dan berat kering terberat.
Sedangkan yang paling rendah dihasilkan oleh polikultur kacang tanah-jagung
(1+1). Hasil yang didapatlan tidak sesuai dengan teori. Seharusnya, tanaman
,polikultur kacang tanah-kedelai (1+1) menghasilkan berat basah dan berat
kering terberat, karena pada perlakuan ini unsur hara, air, dan zat-zat lain
yang diperlukan untuk pertumbuhan tersedia lebih banyak pada jumlah tanaman
yang lebuh sedikit.
Pada grafik diatas dapat diketahui bahwa berat
basah dan berat kering yang dihasilkan oleh polikultur kacang tanah-kacang
panjang (3+3) menghasilkan berat basah dan berat kering terberat, sementara
perlakuan polikultur kacang tanah-kacang panjang (1+1) menghasilkan berat basah dan berat
kering terendah. Hasil yang didapat dari percobaan ini tidak sesuai denga
teori. Pada perlakuan polikultur kacang tanah-kacang panjang (1+1), jumlah unsur hara, air, cahaya
matahari, dan CO2 yang tersedia lebih banyak. Akibatnya massa
tumbuhan yang dihasilkan bisa jauh lebih berat.
Jenis-jenis kompetisi berupa ruang tumbuh, CO2,
cahaya matahari sebagai energi gerak fotosintesis, nutrisi atau materi, unsur,
dan air. Untuk mempertahankan kelangsungan kelangsungan hidup suatu organisme,
baik manusia, hewan, maupun tumbuhan misalnya saja dalam mendapatkan bahan
makanan maka mereka harus berkompetisi. Hal tersebut disebabkan jumlah yang
tersedia terbatas sedangkan dalam keadaan bersama-sama membutuhkan. Banyak hal
yang mempengaruhi terjadinya kompetisi, antara lain kehadiran suatu individu
atau kelompok tanaman lain sehingga mengganggu tanaman tersebut untuk memperoleh
bahan makanan dan jumlah faktor pertumbuhan yang tersedia.
Kompetisi dapat dibuktikan dengan percobaan
kepadatan tanaman pada suatu luas lahan tertentu. Tekanan kompetisi pada jarak
tertentu relatif konstan, karena tanaman dapat mempunyai sifat penyesuaian.
Tanaman tumbuh dengan baik pada jarak tanam lebar dan akan buruk pada jarak
tanam sempit, sehingga tekanan kompetisi akan relatif konstan. Dalam lahan yang
hanya terdapat sedikit tanaman. Maka tanaman dapat tumbuh dengan lebih subur,
karena antara individu satu dengan yang lain tidak terjadi persaingan yang
ketat. Semakin banyak tanaman dalam lahan, maka antar satu individu dengan
individu lain akan saling bersaing ketat untuk memperoleh unsur pertumbuhan.
Apabila unsur pertumbuhan ini belum terpenuhi secara optimal, maka bisa saja
pertumbuhan tanaman akan terhambat.
Berdasarkan teori, pertumbuhan polikultur lebih
bagus dibandingkan dengan monokultur, contohnya jika ditinjau dari pengambilan
unsur hara maka tidak terjadi persaingan antar tanaman pada polikultur. Hal ini
karena ada perbedaan panjang akar. Pada monokultur terjadi persaingan karena
panjang akar relatif sama, sehingga terjadi kompetisi pada pengambilan unsur
hara atau unsur lain dalam tanah. Komposisi dalam pertumbuhan tanaman sangat mempengaruhi
hasil produksi dan pertumbuhan. Dalam acara ini, kompetisi yang terjadi adalah
persaingan memperoleh nutrisi, air, dan ruang lingkup.
Sarana pertumbuhan yang
sering menjadi pembatas dan menyebabkan terjadinya persaingan diantaranya air,
nutrisi, cahaya, karbon dioksida, dan ruang. Persaingan terhadap air dan
nutrisi (unsur hara) umumnya lebih berat karena terjadi pada waktu yang lebih
awal. Faktor utama yang mempengaruhi persaingan antar jenis tanaman yang sama
(satu spesies) diantaranya adalah kerapatan. Pengaruh persaingan dapat terlihat
pada laju pertumbuhan (misalnya tinggi tanaman dan diameter batang), warna daun
atau kandungan klorofil, serta komponen dan daya hasil.
Ruang merupakan faktor
yang penting dalam persaingan intraspesies karena ruang sebagai tempat hidup
dan sumber nutrisi bagi tumbuhan. Ruang yang besar dapat menyebabkan tingginya
tingkat persaingan. Faktor utama yang memengaruhi persaingan satu jenis tanaman
yang sama diantaranya adalah kerapatan. Pengaruh kerapatan tanaman terhadap
diameter dan tinggi tanaman yaitu semakin besar kerapatan tanaman maka semakin
kecil diameter dan tinggi tanaman dan semakin kecil kerapatan tanaman maka
semakin besar diameter dan tinggi tanaman yang ada. Hal ini disebabkan karena
kerapatan yang besar berarti jumlah tanaman sejenis banyak tumbuh di ruang
sempit, saling berkompetisi untuk mendapatkan air dan nutrisi yang jumlahnya
terbatas.
Pengaruh jarak tanam
terhadap tanaman intraspesies akan menentukan luas permukaan daun yang aktif
melakukan fotosintesis sehingga akan mempengaruhi kompetisi tanaman sejenis
dalam penggunaan cahaya, air dan unsur hara, kerapatan yang tinggi kompetisi
akan tinggi dibandingkan dengan yang lebih jarang. Jarak tanam yang ideal
adalah sesuai bagi perkembangan tanaman bagian atas serta tersedianya ruang
bagi perkembangan perakaran dalam tanah. Akar suatu tumbuhan dapat lebih kuat
dari yang lainnya dalam pengambilan unsur pada ruang / tempat tumbuh yang sama.
Kerapatan tanam merupakan
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, karena penyerapan energi matahari
oleh permukaan daun yang sangat menentukan pertumbuhan tanaman juga sangat
dipengaruhi oleh kerapatan tanam ini juga, jika kondisi tanaman terlalu rapat
maka dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman karena dapat perkembangan
vegetatif dan hasil panen akibat menurunnya laju fotosintesis dan perkembangan
daun.
Semakin dekat jarak
tanaman maka semakin ketat pula persaingannya, begitu pula dengan jenis tanaman
yang sejenis lebih banyak membutuhkan unsur hara, mineral dan cahaya, sehingga
persaingannya lebih ketat dibandingkan dengan tanaman tak sejenis, karena
tanaman yang tak sejenis membutuhkan unsur hara, mineral dan cahaya dalam
jumlah yang berbeda-beda setiap tanaman.
======================================================
VI.
KESIMPULAN
1. Pertumbuhan
tanaman dipengaruhioleh faktor biotik berupa kompetisi. Terdapat dua macam
kompetisi yaitu kompetisi intraspesifik:
yaitu persaingan yang terjadi antara 2 individu atau lebih dalam spesies yang
sama, dan kompetisi interspesifik: kompetisi tidak hanya
terjadi pada 2 individu atau lebih dalam spesies yang berbeda.
2. Faktor biotik
mempengaruhi pertumbuhan tanaman, kualitas dan hasil produk.
3. Kompetisi
yang semakin ketat maka pertumbuhan semakin lambat atau terhambat dan akan
menurunkan kualitas serta hasil produksi.
4.
Kompetisi
intraspesifik lebih ketat dibandingkan interspesifik.
5. Jarak tanam
antar tanaman, ketersediaan air dan unsur hara sangat berperan penting pada
pertumbuhan tanaman agar tanaman tumbuh optimal.
============================================================
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Persaingan Tanaman. <http://www.hasyati.shabrina10.student.ipb.ac.id/2012/09/persaingan- tanaman/> . Diakses tanggal 17 Maret
2013.
Campbell and R. Mitchell. 1987. Biology. 5th Ed. Addison Wesley Longman,
Inc., USA.
Elfidasari, D. 2007. Jenis interaksi intraspesifik dan interspesifik pada
tiga jenis kuntul saat makan
di sekitar Cagar Alam Pulau Dua, Banten. Biodiversitas 8:266-269.
Pranasari, R.A., Nurhidayati, T., dan Durwani, K.L. 2012. Persaingan
tanaman jagung (Zea mays) dan rumput teki (Cyperus rotundus) pada pengaruh tekanan garam (NaCL). Jurnal Sains dan Seni ITS 1:-
Radosevich, S.J. and C. Ghersa. 1997. Wood biology, implication for
Manajemen. 2 Ed. John Welley
and Sons, Inc., New York.
Sastroutomo, S.S. 1990. Ekologi Gulma. PT. Gramedia Utama, Jakarta.
Vampires in the Enchanted Castle casino - FilmFileEurope
BalasHapusVampires in the Enchanted Castle Casino. Vampires in the Enchanted Castle Casino. Vampires filmfileeurope.com in the casinosites.one Enchanted Castle herzamanindir.com/ Casino. Vampires in the Enchanted Castle septcasino.com Casino. Vampires in the https://tricktactoe.com/ Enchanted